REPUBLIKA.CO.ID, FALLUJAH, IRAK - Irak membuka kembali pelintasan utama Al-Qaim dengan Suriah untuk pengungsi, Selasa (18/9), setelah menutup selama beberapa minggu, tetapi tetap melarang masuk pria berusia di bawah 50 tahun, kata seorang pejabat Irak.
Am al-Khafaji, juru bicara kementerian urusan orang terlantar dan migrasi, yang mengawasi kamp pengungsi di Al-Qaim mengemukakan kepada AFP 150 orang telah melintas dari Suriah Selasa.
Tetapi pria-pria Suriah yang tidak menikah berusia dibawah 50 tahun tetap dilarang masuk ke Irak, kata Khafaji, satu kebijakan yang agaknya bertujuan mencegah pria berusia militer yang mungkin bisa menimbulkan ancaman bagi keamanan Irak.
Pelintasan itu ditutup sejak 15 Agustus dengan "alasan-alasan keamanan," kata Khafaji. Gerilyawan yang menentng pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad mengamil alih daerah Suriah pelintasan itu Juli,sejak pertempuran antara pasukan yang pro dan anti-pemerintah dekat perbatasan itu.
Para pejabat Irak mengatakan pesawat-pesawat tempur Suriah melewati wilayah udara Irak pada 23 Agustus untuk membom kota Albu Kamal, di wilayah Suriah perbatasan itu. Dan pada 7 September , peluru-peluru mortir atau roket ditembakkan dari Suriah menghantam Al-Qaim menewaskan seorang anak perempuan Irak dan mencederai empat orang lainnya, kata para pejabat Irak.
Laman Tanggapan Pengungsi Regional Suriah dari Komisoner Tinggi PBB Urusan Pengungsi mengatakan 25.508 pengungsi Suriah terdaftat di Irak, dari jumlah itu 4.521 orang berada di provinsi Anbar, tempat Al-Qaim terletak.