REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Aparat keamanan Bahrain dilaporkan menggunakan gas beracun dalam upayanya menghalau demonstrasi anti-pemerintah. Seorang pria tewas diduga akibat menghirup gas beracun tersebut.
Hassan Abdullah Ali tewas setelah aparat keamanan menembakkan gas air mata di rumahnya di timur laut Sitra, Selasa (18/9).
Gas tersebut diduga mengandung racun hingga menewaskan pria usia 59 tahun itu.Revolusi di Bahrain mulai bergolak sejak Februari 2011 lalu. Gerakan massa itu terinsipirasi dari sejumlah revolusi yang di kawasan Arab yang berhasil menggulingkan pemerintahan seperti di Tunisia dan Mesir.
Sejak saat itu, kelompok massa rajin menggelar demonstrasi. Pemerintah Bahrain merespon keras seraya berjanji akan melakukan reformasi di pemerintahan. Meski demikian, komunitas hak asasi manusia internasional memandang janji pemerintah tersebut hanya isapan jempol belaka.
"Meski raja telah berjanji, namun reformasi masih jauh dari cukup," demikian pernyataan International Federation for Human Rights (FIDH) seperti dilansir Press TV.