Kamis 20 Sep 2012 10:30 WIB

Pemerintah Kashmir-India Kutuk Film Anti-Islam

Warga Mesir melakukan protes di luar Kedubes AS terkait film anti-Islam
Warga Mesir melakukan protes di luar Kedubes AS terkait film anti-Islam

REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR, KASHMIR-INDIA - Pemerintah Kashmir-India, Rabu (19/9), mengutuk pembuatan dan penyiaran film yang menghujat Nabi Muhammad SAW, dan menggambarkannya sebagai upaya untuk melukai perasaan rakyat serta mengganggu perdamaian internasional, kata juru bicara pemerintah.

"Kepala menteri memperlihatkan keprihatinan serius atas upaya semacam itu untuk melukai perasaan rakyat dan mengatakan aksi semacam itu mesti dicela serta dikutuk oleh semua pihak," kata juru bicara tersebut.

Kepala menteri sangat menyoroti film anti-Islam itu selama pertemuan Kabinet dengan rekannya. Ia menyeru rakyat agar memelihara ketenangan dan tidak terpancing sebab orang yang berada di belakang tindakan anti-sosial dan anti-kemanusiaan tersebut ingin mengganggu perdamaian dan menciptakan kekacauan.

"Kami memiliki perasaan dan kesedihan yang sama dengan rakyat dan dengan tegas mengutuk aksi itu," kata Omar Abdullah, Kepala Menteri wilayah tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua.

Juru bicara pemerintah, yang mengutip Abdullah, mengatakan pemerintahnya telah melakukan semua yang mungkin dan telah mengangkat masalah itu ke tingkat tertinggi di pusat --pemerintah federal-- untuk menyeret para pelaku tindakan semacam itu ke kesimpulan logis.

Pemerintah wilayah tersebut telah meminta Kementerian Teknologi Informasi India agar memblokir saluran film itu di YouTube, dengan alasan film tersebut berpotensi memicu protes rusuh.

Pada Selasa (18/9), penutupan total saluran film itu diberlakukan di wilayah tersebut. Pemrotes di Kota Srinagar, Ibu Kota musim panas Kashmir yang dikuasai India, membakar kendaraan pemerintah dan polisi menembakkan gas air mata guna memadamkan protes.

Sementara itu, puluhan mahasiswa dari perguruan tinggi medis milik pemerintah, Rabu, melancarkan unjuk rasa guna menentang film anti-Islam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement