Kamis 20 Sep 2012 10:46 WIB

FARC Tolak Batas Waktu Proses Perdamaian

Angkatan Kiri Bersenjata Revolusioner Kolombia, FARC
Foto: deadliestfiction.wikia.com
Angkatan Kiri Bersenjata Revolusioner Kolombia, FARC

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA - Pemimpin kelompok gerilya FARC mengatakan, Rabu, negosiasi perdamaian dengan pemerintah Kolombia tidak akan terikat oleh batas waktu. Meski, Presiden Juan Manuel Santos mendesak agar perundingan diselesaikan dalam beberapa bulan.

Pemimpin gerilya FARC, Rodrigo Londono alias Timoleon Jimenez atau Timoshenko, mengungkapkan harapan besar untuk mengakhiri konflik setengah abad. Dia mengatakan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) siap melucuti senjata pada akhir proses tersebut.

Namun, Timoshenko mengecam Santos karena mendesak agar perundingan segera terealisasi. Santos mendesak perundingan diselesaikan dalam waktu beberapa bulan.

"Itu harapannya sendiri. Itu tidak sesuai dengan apa yang disepakati dalam surat atau semangat pertemuan penjajakan," kata Timoshenko.

Perundingan seharusnya dibuka pada 8 Oktober di Oslo. Perundingan kemudian dilanjutkan di Kuba.

Timoshenko, mantan mahasiswa kedokteran yang melakukan pergerakan bawah tanah pada 1980-an, menjadi pemimpin kelompok FARC pada November lalu. Kelompok itu memerangi pemerintah Kolombia sejak 1964.

FARC, kelompok gerilya kiri terbesar yang masih tersisa di Amerika Latin, diyakini memiliki sekitar 9.200 anggota di kawasan hutan dan pegunungan di Kolombia.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement