REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Para ahli Prancis dan Swiss secara bersama-sama akan menyelidiki keadaan di balik kematian mantan pemimpin Palestina, Yasser Arafat. Demikian kata seorang pejabat pada Sabtu.
Pada November mendatang, para ahli itu akan tiba di kota Tepi Barat Ramallah. ''Tempat di mana jenazah Arafat disemayamkan sejak kematiannya pada 2004,'' kata Abdullah Al-Basheer, seorang dokter di satu komite Palestina, yang mengawasi penyelidikan kematian Arafat.
Arafat meninggal di satu rumah sakit Prancis karena alasan yang tidak diungkapkan atau tidak dikenal. Pada Juli, sebuah laporan oleh jaringan satelit TV Al-Jazeera yang bermarkas di Qatar mengatakan satu laboratorium Swiss menguji barang-barang pribadi Arafat.
Mereka menemukan jejak yang signifikan dari radioaktif polonium-210 pada pakaian dan sikat giginya. Laporan itu menghidupkan kembali perdebatan tentang kemungkinan bahwa Arafat diracun setelah dua tahun pengepungan Israel di kompleksnya di Ramallah.
"Para ahli Prancis dan Swiss akan menyelidiki bersama-sama dan akan bekerja sama dalam investigasi berdasarkan permintaan dari Pemerintah Nasional Palestina (PNA)," kata Al-Basheer.
Pada awal bulan ini, PNA mengatakan Institut Radiasi Fisika yang berbasis di Lausanne telah sepakat untuk mengambil sampel dari sisa-sisa jenazah Arafat untuk pemeriksaan tambahan. Janda Arafat, Suha, telah mengajukan gugatan perdata di pengadilan Prancis menuntut penyelidikan kematian misterius suaminya.