Senin 24 Sep 2012 09:15 WIB

Sanksi Iran tidak Berefek

Rep: Umi Lailatul/ Red: Hafidz Muftisany
Minyak Iran/ilustrasi
Foto: cbsnews.com
Minyak Iran/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Sanksi embargo yang diberikan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) kepada Iran terkait nuklir dinilai kurang efektif. Hal ini dikarenakan imbas embargo itu tidak terlalu berdampak pada negara para Mullah itu. Sebuah surat kabar Pakistan menerbitkan laporan khusus terkait ketidakefektifan sanksi embargo AS dan UE terhadap penjualan minyak Iran.

Kuota minyak di negara Syiah ini justru malah tak tergantikan di pasar global. ''Iran tidak punya masalah dalam penjualan minyak. Ekspor minyak mentah terus meningkat. Hal ini tentunya akan menghasilkan pundi-pundi uang bagi negara itu,'' tulis koran itu sebagaimana dikutip press tv.

Ia menambahkan Iran telah menerapkan beberapa strategi terkait ekspor minyak mentahnya. '''Iran punya berbagai cara untuk menjamin tanker minyak mentahnya sampai ke negara-negara Asia,'' lanjut koran itu. Koran itu menambahkan AS juga telah membebaskan sekutunya Korea Selatan dan Jepang dari larangan mengimpor minyak Iran. Hal ini dilakukan lantaran negara-negara itu sedang mengalami ''kekurangan minyak''.

Dalam makalah di koran ini juga menyebut pembeli utama dari minyak Iran adalah Cina, India, Jepang, dan Korea Selatan. Keempat negara itu telah mengabaikan tekanan AS untuk mencari pemasok lain selain Iran. Menteri Industri Minyak Iran Rostam Qasemi mengatakan minyak adalah kekuatan utama Iran.

''Minyak adalah kekuatan utama Iran untuk mengalahkan asing,'' kata dia pada Senin (17/9) lalu.Seperti diketahui sebelumnya, Menteri Luar Negeri UE akhirnya menyetujui sanksi embargo kepada Iran. Langkah itu dilakukan karena adanya desakan dari AS. Sanksi itu mulai berlaku 1 Juli 2012 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement