REPUBLIKA.CO.ID, TAIYUAN, CINA - Foxconn Taiwan Teknologi Grup, perusahaan yang memasok produk-produk Apple, memastikan menutup perusahaannya di Cina setelah sekitar dua ribu karyawannya terlibat bentrokan massal, Senin (24/9).
Hingga saat ini belum diketahui sampai kapan perusahaan Taiwan tersebut menghentikan aktivitas bisnisnya. Di bagian utara Cina, Taiyuan, Foxconn memperkerjakan sekitar 79 ribu karyawannya. Sementara kepolisian setempat bekerja sama dengan pihak perusahaan tengah melakukan investigasi akar masalah hingga menyebabkan bentrokan massal tersebut.
Menurut versi Foxconn, awal mula bentrokan disulut karena masalah pribadi yang merembet hingga perselesihan antarkelompok. Namun, beberapa karyawan menampilkan pernyataannya di jejaring sosial, macam twitter, seperti, perkelahian dipicu oleh aksi main pukul pihak keamanan perusahaan terhadap salah seorang karyawan yang pada akhirnya menyulut bentrokan massal.
"Perusahaan ini ditutup hari ini untuk melakukan penyelidikan," ujar juru bicara Foxconn Louis Woo kepada Reuters, Senin (24/9). Seorang karyawan dihubungi melalui telepon mengatakan penutupan bisa bertahan dua atau tiga hari.
Sebuah gambar yang diperoleh Reuters memperlihatkan sebuah Pos Keamanan perusahaan rusak berat karena menjadi sasaran amuk massa karyawan. Jendela-jendela pecah. Sementara truk aparat keamanan telah diparkir di dalam area perusahaan.
Namun, sumber lain di Foxconn mengungkapkan, pemicu bentrokan massal tersebut sudah dimulai pada Ahad (23/9) kemarin di sebuah asrama yang dikelola secara pribadi. Di mana ketika itu salah satu di antara karyawan terlibat adu mulut sekitar pukul 11 malam waktu setempat. Baru sekitar pukul 3 dini hari waktu setempat, polisi turun tangan melerai adu mulut tersebut.
"Penyebab sengketa ini sedang diselidiki oleh otoritas lokal dan kami bekerja sama dengan mereka dalam proses ini, tapi tampaknya bentrokan ini tidak berhubungan dengan pekerjaan," kata Foxconn.