Rabu 26 Sep 2012 20:04 WIB

Pakistan Diguncang Bom, Dua Tentara Tewas, 14 Luka-luka

Seorang warga melewati bangkai mobil usai serangan bom mengguncang Peshawar, Pakistan, pada Rabu (19/9).
Foto: Reuters/Fayaz Aziz
Seorang warga melewati bangkai mobil usai serangan bom mengguncang Peshawar, Pakistan, pada Rabu (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MIRANSHAH, PAKISTAN - seorang pejabat Pakistan mengungkapkan sebuah bom pinggir jalan Rabu (26/9) menargetkan konvoi militer yang menewaskan dua tentara Pakistan dan melukai 14 orang lainnya di wilayah suku tanpa hukum di negara itu dekat dengan perbatasan Afghanistan.

"Bom itu ditanam di sepanjang rute konvoi korp paramiliter terdepan perbatasan di daerah Spinwam sekitar 40 kilometer (25 mil) utara Miranshah, kota utama di daerah Waziristan Utara," ujarnya.

Waziristan Utara telah menjadi kubu yang paling terkenal Taliban dan Alqaidah di perbatasan Pakistan dengan Afghanistan. Islamabad menolak tekanan Amerika Serikat untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap gerilyawan di daerah tersebut.

"Vom itu diledakkan dengan alat pengontrol jarak jauh dan targetnya adalah konvoi militer," kata seorang pejabat keamanan di Miranshah.

Satu kendaraan dalam konvoi 20-truk dihantam dalam ledakan, yang menewaskan satu tentara di tempat, sementara yang lain kemudian meninggal akibat cederanya di rumah sakit, katanya menambahkan. Ada 14 tentara lainnya terluka dan mendapat perawatan di rumah sakit terdekat, beberapa di antaranya dalam kondisi serius, katanya.

Pasukan membalas dengan meluncurkan pencarian dari rumah ke rumah untuk militan, sementara itu helikopter militer membomi diduga tempat persembunyian gerilyawan, kata seorang pejabat di kota baratlaut Peshawar, dan mengonfirmasikan jumlah korban yang tewas. "Kami tidak memiliki rincian yang tewas di kalangan gerilyawan," katanya.

Waziristan Utara adalah salah satu dari tujuh kabupaten di sabuk suku semi-otonomi Pakistan, di mana Taliban dan gerilyawan yang terkait jaringan Alqaidah telah membentuk benteng yang digunakan untuk merencanakan serangan di seluruh perbatasan Afghanistan.

Serangan-serangan terhadap militer jarang terjadi di daerah ini karena sebagai daerah berpengaruh komandan gerilyawan, Gul Bahadur, karena setuju untuk tidak menyerang pasukan Pakistan di bawah perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani dengan pemerintah pada tahun 2007.

Pakistan telah kehilangan lebih dari 3.000 tentara dalam memerangi pemberontakan di dalam negeri, tetapi telah menolak tekanan AS untuk melenyapkan tempat yang digunakan sebagai persembunyian dan untuk memerangi pasukan internasional di Afghanistan.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement