REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS-- Press TV akan membawa kematian seorang jurnalisnya, Maya Naser di Damaskus, Suriah ke mahkamah internasional. Kantor berita yang berbasis di Iran ini juga menuduh negara-negara seperti Turki, Arab Saudi dan Qatar di belakang tewasnya Naser.
"Mereka menyediakan senjata bagi militan untuk membunuh warga sipil dan jurnalis. Mereka harus bertanggung jawab atas tewasnya Naser," ujar Direktur News Room Press TV, Hamid Reza Emadi, Rabu (26/9).
"Press TV akan menuntut insiden pembunuhan Maya dan tidak akan membiarkan mereka yang telah membunuh sang koresponden merasa bahwa mereka bisa enak hati membunuh para jurnalis," tandasnya
Naser tewas tertembus peluru seorang sniper ketika meliput bentrokan di daerah konflik di pusat Damaskus. Naser melakukan reportase bersama kepa biro Press TV Damaskus, Hosein Mortada. Beruntung nyawa Mortada berhasil diselamatkan.
Maya Naser dilahirkan di Suriah, 30 Juli 1979. Ia mengenyam pendidikan ilmu politik di Kuplan University, New Jersey, Amerika Serikat. Sebelum bergabung dengan Press TV, Maya Naser bekerja di sejumlah negara seperti AS, Lebanon, Mesir, dan Bahrain.