REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Delegasi Palestina datang ke Majelis Umum PBB tahun dengan dengan agenda yang 'sepi' dari media. Seolah kontras dengan tahun 2011 saat Presiden Mahmoud Abbas dengan lantang menyerukan keanggotaan penuh Palestina, kali ini nampaknya delegasi berdiplomasi dengan 'diam-diam'.
Abbas seperti dikutip dari maannews sudah berada di New York sejak Jumat (20/9) namun tak ada pernyataan apapun untuk rencana menaikkan status keanggotaan Palestina yang masih menjadi anggota badan pengamat di PBB.
Tahun 2011, ketika dengan heroiknya Abbas berpidato di Majelis yang sama, ribuan warga Palestina berkumpul di lapangan Tepi Barat untuk menonton pidato presiden mereka di New York.
Tahun ini dalam sidang umum PBB ke-67 Abbas dinilai hanya akan meminta langkah kecil dengan menaikkan status Palestina dari Badan Pengamat menjadi Negara Pengamat.
Namun di sela-sela kunjungannya ke Markas PBB, Abbas telah bertemu dengan sekitar 20 Presiden dan menteri luar negeri dari berbagai negara.
"Prioritas saat ini bagi Palestina adalah memperoleh pengakuan Internasional untuk Negara Palestina sebelum perjanjian 1967 dengan Yerusalem sebagai Ibu Kota," ujar juru bicara Abbas, Abu Rdeina kepada kantor berita Italia Adnkronos International.
Abbas dijadwalkan akan berpidato di hadapan majelis sidang PBB hari ini Kamis (27/9) dengan membawa tema "Mengungkapkan kepada dunia hambatan bagi proses perdamaian".