REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, mengusulkan reformasi dalam struktur Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ahmadinejad menilai hak veto yang dimiliki lima negara anggota tetap Dewan Keamanan merupakan bentuk diskriminasi yang harus dihapuskan.
"PBB adalah miliki semua negara. Karenanya, diskriminasi di antara anggota-anggota sendiri adalah pelanggaran berat terhadap semua bangsa," kata Ahmadinejad dalam pidatonya di hadapan Majlis Umum PBB, New York, AS, seperti dilansir Press TV, Rabu (26/9).
Ia mengatakan tatanan dunia saat ini dikuasai oleh segelintir kelompok dan kekuatan tertentu. Kekuatan tersebut mengintimidasi negara-negara lain dengan melancarkan tes persenjataan ultramodern.
"Mengetes generasi baru persenjataan ultramodern sekarang dijadikan bahasa baru untuk mengancam negara-negara lain. Ancaman itu memaksa mereka untuk menerima era baru hegemoni tersebut," ujarnya.
Dalam perpolitikan global saat ini, lanjut dia, ketidakpercayaan menjangkit hubungan internasional. Tidak ada otoritas yang mampu membantu melerai konflik di dunia.
"Tidak ada satu negara pun yang merasa aman, bahkan ketika mereka sudah menimbun ribuan senjata nuklir dan senjata-senjata lainnya di gudang mereka," tandasnya.