REPUBLIKA.CO.ID, PBB, NEW YORK - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-moon, menyerukan kerja sama lebih besar PBB-Liga Arab guna menemukan cara damai dalam memadamkan kerusuhan di Timur Tengah.
"Dewan Keamanan (DK) PBB sudah lama mengakui peran penting yang dapat dimainkan organisasi regional dalam mengkonsolidasikan kesepakatan perdamaian dan meningkatkan perdamaian serta kestabilan," kata Ban dalam pertemuan tingkat tinggi badan PBB yang memiliki 15
anggota tersebut tentang peran Liga Arab dalam proses perdamaian Timur Tengah, Rabu (26/9).
Liga Arab adalah organisasi regional yang terdiri atas 22 negara anggota di wilayah Afrika Utara dan Timur Tengah dengan tujuan melindungi kedaulatan dan kepentingan negara anggotanya.
Saat merujuk kepada konflik di Suriah, masalah nuklir di Iran, dan kebuntuan dalam proses perdamaian Palestina-Israel, sekretaris jenderal tersebut mengakui 'kemunduran rumit' dalam kemitraan mereka, demikian laporan Xinhua. Ia mengatakan kini adalah 'waktu ketakutan dan kerusuhan tragis.'
"Pada saat kacau ini bagi wilayah Arab, rakyat memandang organisasi kita untuk mendukung mereka dalam perang bagi keadilan, kedaulatan dan kesempatan baik," kata Ban.
Ban, yang memusatkan perhatian pada krisis Suriah, menyampaikan kembali sikap yang seringkali diulangnya bahwa "tak ada sikap militer bagi krisis ini" dan menambahkan "ini lah tempat peran mereka paling menonjol".
Lakhdar Brahimi, Utusan Khusus Bersama bagi Suriah, diangkat oleh Liga Arab dan PBB untuk terlibat dalam kantor baik dalam upaya segera mengakhiri krisis lama di negara Timur Tengah itu.
"Upaya penengahan memerlukan dukungan kuat dan nyata dari Dewan," kata Ban, yang merujuk kepada perpecayan yang berlanjut di Dewan Keamanan mengenai Suriah.
Pertemuan di Dewan Keamanan tersebut berlangsung di sisi pertemuan tingkat tinggi Ke-67 Sidang Majelis Umum PBB, tempat masalah Timur Tengah, termasuk kerusuhan di Suriah, telah menjadi masalah hangat.
Sekretaris Jenderal itu menyebutkan empat bidang tempat kerja sama mereka mungkin ditingkatkan. Keempat bidang tersebut adalah pertukaran informasi lebih banyak, penetapan pencegahan konflik di jantung agenda mereka, pemberian jaminan mengenai keberhasil peralihan dengan menawarkan bantuan, dan penjajakan kerja sama baru, seperti pengembangan energi yang berkesinambungan.