REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON--Selandia baru terus berbenah diri membangun industri pariwisatanya. Mereka menargetkan wisatawan Muslim sebagai sasaran. Manajer Umum Pariwisata Selandia Baru untuk Pasar Asia, Tony Everitt mengatakan jumlah sumbangsih wisatawan Muslim untuk industri pariwisata global mencapai 13 persen pada tahun 2020.
Ini menjadi kesempatan besar bagi industri Selandia Baru. "Yang pasti, kami harus mempersiapkan itu baik dari segi fasilitas termasuk juga makanan halal," kata dia seperti dikutip traveldailynews.asia.
Everitt mengungkap Indonesia dan Malaysia menjadi target utama pariwisata Selandia Baru. Kedua negara ini merupakan pasar besar di Asia. Selandia Baru juga menargetkan India dan Singapura.
"Kami berkomitmen untuk memperbaiki posisi Selandia Baru sebagai tujuan utama wisatawan dari negara berpenduduk Muslim," kata dia. Manajer Pengembangan Bisnis Bandara Christchurch Matthew Findlay menilai kesiapan Selandia Baru merupakan kunci utama keberhasilan menari wisatawan Muslim.
"Percuma hanya menawarkan pesona wisata tanpa mempermudah mereka menemukan makanan halal," kata dia. Bulan lalu saja, kata dia, jumlah wisatawan Indonesia naik 141 persen. Ini menjadi kode bahwa Selandia Baru merupakan tujuan favorit. "Kami ingin pelayanan terbaik untuk mereka," kata dia.
Sementara itu, pakar bisnis, Greg Whittred, mengatakan bisnis halal saat ini tidak hanya sekedar komoditas ekonomi saja melainkan memiliki cakupan luas seperti gaya hidup, budaya, dan politik. Jadi, konsep halal itu tidak hanya sebatas konsumsi daging, tapi sektor lain.
"Negara ini mengabaikan sektor halal," papar dia. Menurutnya, Selandia Baru memiliki hubungan baik dengan negara-negara Islam. Sebabnya hubungan baik itu perlu diperkuat dengan produk berbasis halal.