Ahad 30 Sep 2012 04:16 WIB

Obama Kompori Rakyatnya Agar Desak Kongres Sahkan Pendanaan Hipotik

Presiden AS Barack Obama
Foto: AP
Presiden AS Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden AS Barack Obama Sabtu mendesak rakyat Amerika untuk menekan Kongres agar mensahkan rencana pendanaan kembali hipotek, dengan argumen hal itu akan membantu keluarga pekerja dan memperkuat kelas menengah.

"Datang ke balai kota mereka dan katakan kepada mereka bahwa jika Kongres kembali lagi ke Washington, mereka lebih baik datang dengan kesiapan untuk bekerja," kata Obama dalam pidato radio dan Internet mingguannya. "Kalian semua melakukan apapun yang anda dapat untuk memenuhi tanggung jawab anda. Saatnya Kongres melakukan hal yang sama, lapor AFP.

Komentarnya muncul setelah statistik baru diterbitkan minggu silam menunjukkan bahwa harga rumah AS telah naik untuk ketiga bulan berturut-turut pada Juli, melonjak 1,6 persen selama bulan sebelumnya.

Kenaikan bulanan tersebut merupakan pertanda baru bahwa industri telah merangkak keluar dari resesi keduanya dalam harga rumah sejak gelembung perumahan runtuh pada 2006-2007, menarik ekonomi AS jatuh bersamanya.

Seluruh 20 area perkotaan dalam indeks harga S&P/Case-Shiller menunjukkan kenaikan harga bersih, terkuat di Minneapolis dan Detroit.

Obama mengatakan pasar perumahan "sembuh," namun mengakui bahwa hal itu akan "membutuhkan beberapa waktu bagi pasar perumahan kami agar sepenuhnya pulih."

Dia memberikan alasan bahwa rencananya, yang dikirimkan ke Kongres pada Februari, akan memberi setiap pemilik rumah yang bertanggung jawab kesempatan untuk menghemat sekitar 3.000 dolar per tahun atas hipotek mereka dengan pendanaan kembali pada harga yang lebih rendah.

Sebagai tambahan, presiden mengatakan, hal itu akan membantu pemulihan ekonomi negara dan menciptakan lapangan kerja baru.

"Jika rakyat membelanjakan lebih sedikit pada pembayaran hipotek, mereka membelanjakan lebih banyak di bisnis lokal," Obama menjelaskan. "Dan jika bisnis itu mempunyai lebih banyak pelanggan, mereka mulai menggaji lebih banyak pekerja."

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement