Ahad 30 Sep 2012 11:35 WIB

Malaysia: Penanganan Krisis Suriah Harus untuk Kepentingan Rakyat

REPUBLIKA.CO.ID, PBB, NEW YORK - Malaysia, Sabtu (29/9), mengutuk kerusuhan dan pembunuhan tanpa perasaan di Suriah, yang telah terjerumus ke dalam krisis politik sejak Maret 2011, dan menekankan setiap langkah yang diambil mengenai krisis berkepanjangan itu harus untuk kepentingan rakyat Suriah.

Pernyataan tersebut dikeluarkan saat Anifah Aman, Menteri Luar Negeri Malaysia, berpidato di Debat Umum Ke-67, Sidang Majelis Umum PBB --yang dijadwalkan berakhir pada Senin (1/10).

"Kami terus merasa sangat prihatin sehubungan dengan situasi di Suriah," kata menteri itu sebagaimana dikutip Xinhua. "Kami mengutuk kerusuhan dan pembunuhan tanpa perasaan yang telah dan terus terjadi."

"Saat kita memikirkan langkah selanjutnya, kita harus selalu ingat bahwa apa pun langkah yang kita ambil harus untuk kepentingan rakyat Suriah," katanya.

"Itu bukan mengenai siapa yang salah atau benar, itu mengenai mengakhiri pertumpahan darah dan penderitaan, mewujudkan penyelesaian yang damai dan menyeluruh bagi konflik tersebut," katanya.

Menurut laporan, tak kurang dari 30.000 orang telah tewas selama 18-bulan kerusuhan di Suriah. Pada Sabtu (29/9), sebanyak 22 pria bersenjata tewas, dalam bentrokan dengan personel militer pemerintah di Provinsi Aleppo, Suriah utara, demikian laporan kantor berita resmi Suriah, SANA.

Bentrokan itu terjadi di Tal Zarazir di Aleppo, kata SANA, yang menambahkan personel militer juga melancarkan pukulan mematikan terhadap gerilyawan bersenjata di Wadihi dan Kafr Dael di Aleppo, yang dulu menjadi kubu pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad. Aleppo, kota dengan tiga juta warga, telah muncul sebagai ajang tempur penting dalam krisis Suriah.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement