REPUBLIKA.CO.ID,YANGOON -- Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi direstui menjadi presiden jika terpilih dalam pemilihan umum. Pernyataan mengejutkan ini dikemukakan Pemimpin Myanmar Thein Sein, Ahad (30/9). Namun, ia menambahkan tidak dapat mengamendemen sendiri peraturan-peraturan yang melarang dia berkuasa.
Thein Sein yang pensiunan jenderal itu sangat menghargai Suu Kyi, peraih hadiah Nobel Perdamaian, dan menegaskan negaranya akan melanjutkan arah demokrasi setelah puluhan tahun dikuasai militer.
Pemimpin Myanmar itu, bertemu dengan Suu Kyi di New York. Pertemuan ini merupakan kemajuan baru dalal percaturan politik di Myanmar. ''Jika rakyat menerima dia, saya juga harus menerima dia.Seperti yang saya katakan sebelumnya, kami kini sedang bekerja sama," katanya saat diwawancarai BBC London.
Meski sebagian rakyat Myanmar menginginkan demokrasi, Thein Sein menegaskan pentingnya keberadaan militer yang saat ini memiliki anggota seperempat dari kursi parlemen Myanmar.
"Konstitusi itu secara tegas menetapkan tanggung jawab militer dan setiap sektor parlemen. Kita tidak dapat mengeluarkan militer dari politik,"katanya.