REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Warga Negara Indonesia (WNI) di Suriah dievakuasi ke Tanah Air lewat Beirut, Lebanon, setelah sebelumnya melalui Amman, Yordania.
Sebanyak 20 WNI yang berstatus sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) dievakuasi ke Indonesia pada Senin (1/10) dini hari lewat Bandara Beirut, Lebanon, kata Kepala Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Beirut, Ahad (30/9).
Dari Beirut rombongan menggunakan penerbangan Qatar Air Ways dan dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta pada Senin (1/10) sekitar pukul 22.00 WIB. Sebelumnya, mereka ditampung sementara di KBRI Damaskus akibat konflik bersenjata di negara bergolak itu.
Terkait pemilihan rute evakuasi dari Beirut yang sebelumnya lewat Yordan, Duta Besar RI untuk Lebanon, Dimas Samodra Rum, menjelaskan, secara geografis jarak antara Damaskus dan Beirut relatif lebih dekat dari Amman, Yordania.
"Waktu tempuh Damaskus-Beirut hanya berkisar dua jam perjalanan darat ditambah beberapa jam proses di kedua perbatasan, sehingga relatif relatif lebih baik dibanding rute repatriasi yang dilakukan melalui Amman," ujarnya.
Selain itu, menurut Dubes, rute menuju Amman dari Damaskus juga dinilai cukup berbahaya karena harus melalui daerah Dar'a yang rawan konflik antara kedua kubu Pemerintah Suriah dan oposisi.
Dubes Dimas Samodra Rum menyatakan kesiapan KBRI Beirut jika Pemerintah RI memutuskan rute repatriasi WNI di Suriah selanjutnya melalui Beirut karena pertimbangan tersebut.
Di samping itu, menurut Dubes, pemerintah Lebanon juga menyatakan kesiapannya membantu Indonesia dalam proses repatriasi WNI.
"Kami telah melakukan pendekatan kepada berbagai pihak di Pemerintah Lebanon terutama Imigrasi, Kementerian Dalam Negeri, Aparat Keamanan dan Intelijen, menyangkut evakuasi tersebut," paparnya.