Senin 01 Oct 2012 10:00 WIB

Tunisia Serukan Bantuan Kemanusiaan di Suriah

Seorang wanita pengungsi Suriah bersama cucunya di sebuah kamp pengungsi di desa Azaz dekat perbatasan dengan Turki,Ahad (30/9).
Foto: Manu Brabo/AP
Seorang wanita pengungsi Suriah bersama cucunya di sebuah kamp pengungsi di desa Azaz dekat perbatasan dengan Turki,Ahad (30/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Menteri Luar Negeri Tunisia, Rafik Abdesslem, menyeru masyarakat internasional agar mendukung upaya bagi campur tangan kemanusiaan untuk membantu meringankan penderitaan rakyat Suriah, demikian laporan kantor berita resmi Tunsia, TAP, Ahad (30/9).

Abdesslem, yang berada di New York untuk menghadiri pertemuan ke-67 Sidang Majelis Umum PBB. Dia juga ikut konferensi 'Teman-Teman Suriah' yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil al-Arabi.

Selama pidatonya dalam konferensi tersebut, Abdesslem kembali menyampaikan gagasan Tunisia untuk mendirikan kamp pengungsi di Yordania, yang dioperasikan oleh staf medis Tunisia. "Tujuannya adalah guna meringankan penderitaan rakyat Suriah," katanya, seperti dilansir Xinhua, yang dipantau Antara di Jakarta, Senin (1/10).

Ia juga menyeru masyarakat internasional agar mendukung upaya utusan khusus gabungan PBB-Liga Arab untuk Suriah, Lakhdar Brahimi, guna membantu semua pihak terkait menemukan penyelesaian yang memenuhi kebutuhan rakyat Suriah.

Sementara itu, pada Sabtu (29/9), ratusan toko dilahap api di pasar kuno di Aleppo, saat pertempuran antara gerilyawan dan personel militer pemerintah di kota terbesar Suriah itu mengancam akan menghancurkan warisan dunia UNESCO.

Aksi protes yang berkembang menjadi konflik selama belasan bulan di Suriah itu merambat ke seluruh negara tersebut dan telah menewaskan lebih dari 30.000 orang.

Malaysia, pada hari yang sama, mengutuk kerusuhan dan pembunuhan tanpa perasaan di Suriah. Dalam Debat Umum Ke-67, Sidang Majelis Umum PBB yang dijadwalkan berakhir pada Senin (1/10), Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman, mengatakan, "Kami mengutuk kerusuhan dan pembunuhan tanpa perasaan yang telah dan terus terjadi."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement