Senin 01 Oct 2012 12:02 WIB

Hampir Separuh Warga Yaman Kelaparan

Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi
Foto: ustoday
Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Hampir separuh orang Yaman setiap malam tidur dengan perut kosong, saat ketidak-stabilan politik menambah parah lonjakan harga pangan dan bahan bakar dunia. Program Pangan Dunia menyatakan, Ahad (30/9), hal itulah yang mengakibatkan negara tersebut ada di posisi ketiga tertinggi dalam kasus anak gizi buruk.

Yaman telah dirongrong kekacauan sejak revolusi tahun lalu guna menentang 33 tahun kekuasaan Ali Abdullah Saleh. Kendali negara melemah di sebagian wilayah akibat pro dan kobtra Abdullah Saleh, sementara gerilyawan Al Qaidah menduduki sebagian wilayah lainnya.

Yaman dipaksa mengimpor kebutuhan pangannya akibat kekurangan lahan subur. Tak hanya itu, negara tersebut juga telah menderita akibat kenaikan harga bahan bakar dan pangan global.

Juru Bicara Program Pangan Dunia (WFP), Barry Came, kepada Reuters, mengatakan, "Lima juta orang, atau 22 persen dari jumlah warga, tak bisa memperoleh makanan atau membeli cukup makanan untuk diri mereka. Kebanyakan orang itu adalah pekerja yang tak memiliki lahan, sehingga mereka tak bisa menanam makanan sendiri, dan dengan harga pangan yang tinggi mereka juga tak bisa membeli makanan."

Dikatakannya, ada lima juta orang lagi yang benar-benar dilanda kesulitan akibat harga pangan yang tinggi dan berada di ambang ketidak-amanan pangan. "Jadi 10 juta orang di negeri ini tidur dengan perut lapar setiap malam," kata Came sebagaimana dikutip Reuters, Senin (1/10).

Jumlah orang yang setiap hari menerima jatah makanan dari WFP telah naik dari 1,2 juta pada Januari jadi lebih dari 3,8 juta. Namun buruknya prasarana dan kekhawatiran terhadap penculikan oleh anggota suku telah menambah rumit bagian logistik untuk menyediakan bantuan makanan.

Sementara itu, sebanyak 13 persen anak Yaman saat ini menderita gizi buruk akut akibat ketegangan politik dan kesulitan ekonomi dalam setahun belakangan. Presiden Ali Abdullah Saleh dipaksa meletakkan jabatan pada Februari, setelah lebih dari 2.000 orang tewas. Came mengatakan sekarang terdapat 500.000 orang Yaman yang jadi pengungsi di dalam negeri.

Negara donor internasional menjanjikan bantuan sebesar 1,46 miliar dolar AS dalam satu pertemuan di New York, AS, Kamis (27/9). Pertemuan itu dihadiri oleh Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi. Ia mengatakan janji itu akan membantu Yaman menghindari perang saudara.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement