Selasa 02 Oct 2012 00:42 WIB

Suu Kyi Bisa Jadi Presiden Myanmar

Presiden Myanmar Thein Sein
Foto: AFP
Presiden Myanmar Thein Sein

REPUBLIKA.CO.ID, Angin demokrasi ternyata tidak hanya membuka belenggu militer di Myanmar, melainkan jauh melampaui pemikiran otoriter, yang tertutup. Bagaimana tidak, pasca-mengikuti pemilu, yang sebelumnya dilarang dan ditahan serta lolo sebagai anggota parlemen, pesona Aung San Suu Kyi terus mengkilap.

Saking mengkilapnya, peraih nobel perdamaian pada 1991 ini pun dapat menjadi Presiden Myanmar. Adalah pemimpin Myanmar Thein Sein yang mengatakan hal tersebut dalam wawancaranya dengan BBC, Senin (1/10). Ia akan menerima bila tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi terpilih menjadi presiden.

Seperti diberitakan ABC, pemimpin Myanmar bertemu Suu Kyi di New York yang menandakan hubungan akrab antara pemimpin Myanmar dan mantan tahanan politik paling terkenal di negara itu. "Jika rakyat menerimanya, saya juga harus menerimanya. Seperti yang saya katakan, sekarang kita bekerja sama," katanya menegaskan.

Namun ia bersikeras bahwa dirinya tidak dapat bertindak sendiri untuk menghapus rintangan yang menghalangi langkah Suu Kyi meraih kursi kepresidenan, di tengah bersiapnya negara itu menghadapi pemilu pada 2015 mendatang.

Konstitusi Myamnar yang berlaku saat ini melarang tokoh yang memiliki hubungan dengan orang asing untuk menjadi presiden. Sementara Suu Kyi menikah dengan seorang akademisi warga negara Inggris dan memiliki dua anak laki-laki yang tinggal di Barat.

"Saya sendiri tidak dapat mengubah konstitusi. Ini tergantung dari keinginan rakyat dan juga keinginan anggota parlemen," katanya.

Thein Sein juga menekankan tetap pentingnya militer, yang mendapat jatah seperempat kursi di parlemen. "Konstitusi dengan terang menjelaskan tanggung jawab militer dan setiap sektor di parlemen. Kita tidak dapat mengeluarkan tentara dari politik," katanya.

Thein Sein mendapat pujian internasional dan mendapatkan penangguhan atau penghapusan sanksi dari negara-negara Barat - karena cepatnya laju perubahan di Myanmar sejak ia memimpin rezim yang pro-sipil mulai tahun lalu.

Dalam pidatonya di depan Sidang Umum PBB, pemimpin Myanmar ini bahkan memuji Suu Kyi, yang berjuang bagi perubahan demi kesejahteraan negaranya. 

"Sebagai warga Myanmar, saya mengucapkan selamat kepada Suu Kyi atas penghargaan yang diterimanya di negara ini sebagai upaya menegakkan demokrasi," kata Thein Sein.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement