REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Mata uang Iran anjlok sekitar 17 persen pada perdagangan Senin (1/10). Demikian menurut media dan situs bursa online. Hal itu sekaligus, menambah parah ketegangan mengingat sanksi ekonomi terhadap Republik Islam itu.
Menurut situs Mesghal.com, mata uang, rial, melemah menjadi 34.500 terhadap dolar AS pada akhir hari perdagangan, sebuah penurunan dari 16,6 persen dibandingkan dengan tingkat hari sebelumnya dari 29.600.
Kantor berita Mehr mengatakan, rial jatuh 18 persen menjadi 35.000.
Rial telah kehilangan lebih dari 80 persen dari nilainya dibandingkan dengan akhir tahun lalu, ketika rial bernilai 13 ribu terhadap dolar AS.
Iran sedang mengalami ketegangan geopolitik yang meningkat atas program nuklirnya dan dampak dari sanksi ekonomi keras Barat membatasi akses terhadap ekspor minyaknya yang berkurang. Iran juga dibebani dengan inflasi tinggi dan meningkatnya pengangguran.