Selasa 02 Oct 2012 08:06 WIB

Assad Berkhianat pada Qadafi

Rep: Fernan Rahadi/ Red: M Irwan Ariefyanto
Bashar al-Assad
Foto: Reuters
Bashar al-Assad

REPUBLIKA.CO.ID,Persahabatan Sarkozy dan Qadafi bukan rahasia publik. Sarkozy menjuluki Qadafi dengan brother leader atau saudara sesama pemimpin. Julukan ini disematkan Sarkozy ketika Sang Kolonel berkunjung ke Paris. "Sejak awal dukungan NATO untuk kelompok revolusi yang didukung penuh pemerintahan Sarkozy, Qadafi secara terang-terangan mengancam akan mengungkap perincian hubungannya dengan mantan presiden Prancis tersebut," tulis Corriere della Serra.

Rami El Obeidi, mantan kepala hubungan internasional untuk Dewan Transisi Libya, kepada Daily Mail mengaku mengetahui Qadafi telah dilacak melalui satelit telekomunikasinya saat berbicara dengan Presiden Suriah Bashar Al-Assad. Menurut El Obeidi, Assad sengaja memberikan nomor telepon Qadafi kepada Pemerintah Prancis dengan harapan tekanan terhadap negaranya berkurang.

Dengan diketahuinya nomor telepon Qadafi, agen Prancis yang ditugaskan memburu Qadafi mengetahui posisi, termasuk menyadap pembicaraan telepon penguasa di Libya selama 30 tahun itu. "Dengan pertukaran informasi itu, Prancis memberikan janji mengurangi tekanan politiknya kepada rezim Assad," kata Obeidi, seperti dikutip Alarabiya.

Prancis memberikan arahan kepada milisi Libya untuk menentukan lokasi Qadafi sebelum akhirnya mereka menangkapnya di sebuah gorong-gorong di Sirte, Libya. Ben Omran Shaaban (22 tahun), pemuda dari kelompok oposisi yang mengaku telah membunuh Qadafi, tewas di sebuah rumah sakit di Prancis pekan lalu. Dia dirawat di Prancis setelah dipukuli dan ditembak para loyalis Qadafi.

Laporan yang diungkap the Daily Telegraph menyebutkan, menurut Obeidi, Assad telah menjual jalinan pertemanannya dengan Qadafi. Dia menggambarkan bantuan Assad bagi Pemerintah Prancis yang berujung pada kematian Qadafi itu sebagai "pengkhianatan luar biasa salah satu orang terkuat di Timur Tengah kepada penguasa lainnya".

Saif yang dulu tampil gagah dalam wawancara sebuah televisi kini sedang menunggu sidang di pengadilan internasional. Jika ucapannya pada wawancara tahun lalu itu benar adanya, mungkin sekarang hanya dia satu-satunya yang tahu soal perincian aliran dana dari rezim ayahnya ke Sarkozy. Akankah nasib Saif akan sama seperti ayahnya?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement