Selasa 02 Oct 2012 10:43 WIB

Perang Suriah Mengganas, Serangan Udara Militer Bunuh Anak-anak

 Sejumlah Tentara Pembebasan Suriah berlindung saat baku tembak dengan tentara pemerintah Suriah di sebuah jalan di distrik Amariya Aleppo, Suriah, Senin (10/9).    (Manu Brabo/AP)
Sejumlah Tentara Pembebasan Suriah berlindung saat baku tembak dengan tentara pemerintah Suriah di sebuah jalan di distrik Amariya Aleppo, Suriah, Senin (10/9). (Manu Brabo/AP)

REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO--Penembakan meriam dan serangan-serangan udara menewaskan puluhan warga sipil Suriah, termasuk anak-anak, pada Senin (1/10), kata pengamat. Sementara pemberontak dan loyalis rezim bertempur mendekati seperempat kota utama Aleppo.

Sedangkan di New York, PBB Ban Ki-moon mendesak Damaskus untuk menunjukkan belas kasihan kepada rakyatnya, pada saat Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem mengatakan solusi politik masih mungkin jika Barat dan negara-negara Teluk menghentikan dukungan kepada para pemberontak.

Muallem juga menepis kekhawatiran Washington mengenai kepemilikan senjata kimia pasukan keamanannya. Sebaliknya Muallem menganggap tuduhan itu sebagai taktik untuk mempersiapkan medan guna invasi, seperti katanya, yang telah terjadi di Irak.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan serangan udara di kota Salqeen di provinsi utama yang dikuasai pemberontak Idlib yang berbatasan dengan Turki, telah membunuh 21 orang, termasuk delapan anak-anak.

Setidaknya 18 tentara tewas di Provinsi Homs Suriah tengah dalam satu penyergaban memberontak dan pengeboman konvoi mereka di jalan raya Damaskus-Palmyra, kata pengamat HAM yang berbasis di Inggris itu.

Dalam satu video yang disiarkan oleh para aktivis dari Salqeen, sejumlah korban serangan udara terlihat menumpuk di bagian belakang sebuah truk pick-up, tubuh-tubuh mereka hangus hitam dengan kaki robek.

Observatory juga melaporkan penembakan di Propinsi Hama, Daraa dan Homs.Kelompok, yang menggabungkan informasi dari jaringan aktivis dan petugas medis di lapangan itu, memberikan korban sekitar 160 orang, termasuk 112 warga sipil, yang tewas dalam kekerasan di Suriah, Senin.

Saling tuding di Aleppo

Di Aleppo, seorang koresponden AFP mengatakan pemberontak dan tentara reguler saling menembak sengit senjata mesin mereka dan di sekitar pasar bersejarah, yang bergema di seluruh pasar berusia berabad-abad yang terdaftar di UNESCO.

Pertempuran, yang berlangsung di daerah pasar itu menghadap benteng kuno Aleppo, yang terjadi setelah bagian pasar dirusak oleh api, memicu terjadinya pertempuran pada Jumat malam dan Sabtu.

Para pedagang mengatakan kepada AFP bahwa tentara tidak berada di dalam wilayah pasar itu, yang telah disusupi oleh pihak pemberontak. Rezim dan pemberontak saling menyalahkan atas kerusakan pasar itu kuno itu.

"Teroris bersenjata mulai membakar dalam rangka menutupi penjarahan mereka dan pencurian di pasar itu," kata Gubernur Alepp,o Wahid Akkad kepada seorang wartawan AFP di kota itu.

Namun, video yang disiarkan di YouTube oleh para aktivis menunjukkan pejuang pemberontak mencoba untuk memadamkan api dengan selang air. "Kami yakin bahwa itu adalah api rezim yang mulai membakar," kata seorang warga anti-rezim kepada wartawan AFP.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement