REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Selasa (2/10), mengatakan di Teheran bahwa pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat (AS) mengenai hubungan bilateral bisa saja dilaksanakan. Namun, dia menyatakan, ada persyaratannya yang harus dipenuhi.
Ahmadinejad mengatakan, "Saya kira dalam kondisi saat ini, perundingan takkan berlangsung antara kedua negara."
Hubungan internasional, kata dia, harus dilandasi atas prinsip dialog. "Dialog itu mesti dilandasi atas keadilan dan penghormatan," katanya.
Ditambahkannya, hal yang keliru jika satu pihak bermaksud mendorong pihak lain untuk datang ke meja perundingan di bawah tekanan. Ahmadinejad menekankan, AS mesti memperhatikan hak Iran dan menerimanya, mundur dari posisi mereka, yang menentang Republik Islam tersebut, dan memperbaiki perilaku mereka terhadap Iran.
Menurut laporan Xinhua, Presiden Iran tersebut berkeras, kalau AS memenuhi persyaratan itu, barulah negaranya merespon positif untuk pertemuan itu.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast, mengatakan tak ada alasan bagi pemulihan hubungan Iran-AS dan tak ada tindakan yang sejauh ini telah dilancarkan sehubungan dengan itu, demikian laporan Tehran Times, Selasa.
"Akibat kenyataan bahwa Amerika telah melakukan sejumlah tindakan bermusuhan terhadap negara kami sepanjang sejarah, landasan belum disiarkan bagi perundingan dengan mereka sejauh ini," kata Mehmanparast.
Pemulihan hubungan mungkin berlangsung, kata dia, jika Pemerintah Amerika menerima baik kesalahan masa lalunya, meminta maaf kepada rakyat Iran, dan melancarkan upaya untuk menciptakan situasi yang menjadi landasan rakyatnya untuk diakui.
Juru bicara itu mengatakan, para pejabat Iran berkunjung baru-baru ini ke New York untuk menghadiri pertemuan ke-67 Sidang Majelis Umum PBB. "Belum pernah ada kontak, pertemuan atau pembicaraan dengan para pejabat pemerintah AS," katanya.
Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada 7 April 1980, setelah sekelompok mahasiswa Iran menduduki Kedutaan Besar AS dan menangkap sebanyak 60 diplomat AS pada 1979. Di antara semua diplomat, 52 disandera selama 444 hari dalam krisis sandera tersebut.