REPUBLIKA.CO.ID,TAIPEI -- Mantan Perdana Menteri (PM) Taiwan, Frank Hsieh, Kamis (4/10) bertolak ke Cina dalam sebuah kunjungan bersejarah. Hsieh menjadi politisi paling senior pertama dari partai oposisi Cina, Partai Progresif Demokratik (DPP), yang berkunjung ke negeri Tirai Bambu tersebut.
Kunjungan yang digambarkan media lokal sebagai tindakan 'memecahkan batu es' tersebut terjadi di tengah perdebatan di DPP tentang kemungkinan mengubah perubahan kebijakan tentang Cina.
"Saya ingin membuktikan bahwa DPP mampu menangani hubungan lintas-selat dan memecahkan masalah bagi pengusaha Taiwan yang berbasis di Cina," katanya kepada wartawan di bandara.
Hsieh menjabat sebagai PM Taiwan pada kurun waktu 2005 sampai 2006 dan mempertahankan pengaruh besar di DPP. Dia adalah calon presiden dari partai itu pada pemilu 2008 namun kalah dari Ma Ying-jeou dari partai Kuomintang, partai yang dekat dengan pemerintah Cina
Ketegangan antara Taiwan dengan Cina sangat tinggi dalam delapan tahun, yakni dari 2000 sampai 2008 lalu, saat DPP berkuasa di Taiwan. Akan tetapi sejak Ma Ying-jeou berkuasa empat tahun lalu, ketegangan tersebut mereda.
Cina masih mengklaim kedaulatan atas Taiwan dan mengancam akan menyerang seandainya pulau tersebut mengumumkan kemerdekaan resmi. Keduanya sudah terpecah sejak akhir perang saudara 1949 silam.