REPUBLIKA.CO.ID, DENVER -- Barack Obama tak tinggal diam dirinya diserang calon presiden Amerika Serikat, Mitt Romney. Calon presiden AS incumbent itu menuding Romney menjiplak program mantan presiden George W Bush yang tidak masuk akal.
Obama menganggap memotong subsidi dan pengurangan pajak hanya akan menguntungkan kalangan atas, dan meninggalkan keluarga menengah. "Faktanya jika Anda mengurangi pajak hanya akan berpengaruh bagi kalangan Anda. Ini matematika, ini aritmatika,'' sebut Obama saat putaran awal debat calon presiden yang di gelar di University of Denver, Rabu (3/10) malam waktu setempat.
Terlihat semasa kampanye, kedua calon memiliki platform politik yang saling bertentangan. Selain persoalan ekonomi dalam negeri, kebijakan luar negeri masing-masing kandidat juga menjadi dagangan politik.
Terakhir Romney mengkritik keras lemahnya kebijakan luar negeri Obama terhadap situasi di Timur Tengah, terutama pertikaian Israel - Palestina. Dalam video yang dirilis majalah Mother Jones beberapa waktu lalu, Romney menilai kebijakan politik luar negeri Obama menyimpan persepsi naif terkait Timur Tengah. (baca: Romney Tawarkan Solusi Atasi Masalah AS).
Ia keras mengatakan partisipasi kosong Otoritas Palestina yang tidak ingin melihat perdamaian di Timteng dan ogah berdamai dengan Israel. The Washington Post (19/9) menuliskan pernyataan Romney yang tidak akan mencarikan jalan damai bagai Palestina jika kelak menguasai Gedung Putih. (baca: Romney: Obama Bikin AS Bangkrut).
Namun sejauh ini posisi Obama masih lebih dijagokan pemilih di AS. Melihat hasil jajak pendapat Reuters/Ipsos pada Rabu (3/10), menunjukkan keunggulan 47-41 persen untuk Obama dibanding Romney. Jajak pendapat lain dari NPR mengatakan dukungan untuk Obama mencapai 51-44 persen berbanding dengan Romney.