REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Ribuan evangelis Kristen dari berbagai negara melambaikan bendera Israel, dalam pawai di Yerusalem, Kamis lalu. Aksi mendukung Israel ini kerap membuat "gerah" kaum Israel sendiri yang moderat.
"Warga Israel adalah saudara-saudara kami, jadi kami harus mendukung mereka dari ancaman Iran dan kaum jahat," kata Sheila Hakes (41 tahun) dari Alabama. "Yesus Kristus akan turun kembali di sini."
Para evangelis Kristen memang dikenal sebagai pendukung kuat Israel. Mereka mengumpulkan dana dan dukungan politik, khususnya di AS.
Dukungan ini berakar dari keyakinan Christian Zionism, yang menyerukan seluruh warga Yahudi yang tercerai berai di seluruh dunia untuk kembali ke Tanah yang Dijanjikan, demi memenuhi amanat sesuai Taurat dan Injil.
Selama beberapa dekade, kubu ini aktif melobi politisi-politisi AS. Hubungan mesra ini diperkirakan menjadi elemen penting dalam pemilihan umum (pemilu) AS. Kaum evangelis memiliki blok suara yang cukup berpengaruh.
Mereka memberikan suara mereka pada kandidat yang mendukung Israel. Sikap ini tampaknya bakal menguntungkan kandidat presiden Mitt Romney. Romney kerap mengritik kebijakan luar negeri Presiden Barack Obama dengan menyebut Obama seakan "melemparkan Israel ke ke kolong bus".
Sikap keras para evangelis inilah yang kerap membuat warga Israel dan kaum Yahudi moderat gerah. Salah satunya, mereka cemas karena para evangelis ini mendukung pendirian tenda-tenda kubu garis keras Israel yang terus menduduki wilayah Tepi Barat. Sementara mayoritas warga Israel moderat sendiri menerima gagasan berdirinya negara Palestina di wilayah tersebut.
Kecurigaan lainnya adalah kekhawatiran akan motif agama dari pihak evangelis yang mempercayai pertarungan antara "si baik dan si jahat". Yaitu keyakinan bahwa saat Yesus Kristus kembali ke bumi, maka kaum Yahudi harus memilih: menerima ajaran Kristen atau "musnah".