REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Gerilyawan Suriah menyatakan mereka merebut satu pangkalan pertahanan udara dengan sejumlah rudal di luar Ibu Kota Suriah, Damaskus, sebuah gerakan maju yang langka di mata pasukan Presiden Bashar al-Assad.
Satu rekaman video yang disiarkan di YouTube memperlihatkan puluhan gerilyawan yang mengenakan pakaian hijau lumut sedang merayakan keberhasilan sementara asap hitam membubung dari instalasi militer di belakang mereka.
Seorang pria separuh baya yang memegang senapan serang mengatakan serangan terhadap pangkalan itu, di daerah Ghouta Timur, dilancarkan oleh satu batalyon gerilyawan dari Kota Kecil Douma --kedua tempat tersebut berada beberapa mil di timur ibu kota Suriah. Gerilyawan mengatakan operasi itu dilancarkan pada Kamis (4/10).
Gerilyawan Suriah kalah lengkap dalam persenjataan dari militer dan memiliki sedikit cara untuk menghadapi serangan udara yang terus berlangsung. Satu rekaman video lain memperlihatkan gerilyawan berada di tempat penyimpanan senjata di pangkalan tersebut, yang meliputi apa yang tampak sebagai bagian dari rudal permukaan-ke-udara, demikian laporan Reuters.
Tampaknya tak mungkin gerilyawan memiliki kemampuan untuk menembakkan rudal itu, tapi mereka mungkin bisa menggunakan peledak untuk membuat bom rakitan. Ketika gerilyawan telah merebut pangkalan militer di beberapa bagian lain negeri tersebut selama krisis 19 bulan, jet tempur telah membom tempat itu tak lama sesudahnya.
Tak mungkin mengabsahkan video tersebut secara independen. Akses ke Suriah bagi wartawan asing dibatasi oleh pemerintah Suriah. Gerilyawan telah menempatkan diri mereka di pinggiran Damaskus dan militer telah menggunakan jet, helikopter serta artileri untuk menggempur daerah permukiman.
Satu video oleh direkam oleh seorang pegiat oposisi memperlihatkan apa yang ia katakan seorang anggota milisi pro-Bashar sedang menembakkan artileri dari satu bukit ke pinggiran Damaskus barat-daya, Qudsayya --tempat gerilyawan telah memeringan pasukan militer pemerintah.
Di Damaskus timur, gerilyawan mengatakan mereka telah menangkap seorang perwira dari pasukan elit Garda Republik, Jumat, dan menyiarkan rekaman video mengenai seorang pria yang mengaku sebagai Kolonel Ahmad Reaidi.
Sebanyak 180 orang tewas di Suriah pada Kamis, termasuk 48 orang pro-Bashar, kata kelompok pemantau Observatorium bagi Hak Asasi Manusia, yang berpusat di Inggris.