REPUBLIKA.CO.ID, LIMPOPO -- Produsen platina terbesar di dunia, Anglo American Platinum (Amplats), Jumat (5/10), menyatakan perusahaan itu telah memecat 12.000 pekerja tambang yang mogok.
Pemogokan di Amplats dilaporkan menyebar dari tambang di Provinsi Barat Laut ke tambang di Provinsi Limpopo, bagian tenggara Afrika Selatan.
Juru Bicara Amplats, Mpumi Sithole, mengatakan keputusan untuk memecat pekerja tambang tersebut diambil setelah seruan agar para pekerja tersebut kembali bekerja tak ditanggapi.
Seperti dilansir Xinhua, juru bicara Amplats mengatakan perusahaan tersebut kehilangan penghasilan sejak pemogokan dimulai lebih dari satu bulan lalu.
Para pekerja tambang di Amplats telah melakukan pemogokan selama tiga pekan, guna menuntut gaji bulanan sebesar 16.000 rand (1.800 dolar AS).
Pada Jumat pagi, seorang pekerja tambang ditemukan tewas di satu bukit di dekat Amplats di Provinsi Barat-Laut. Polisi telah melakukan penyelidikan dalam kasus itu.
Ada keprihatinan yang meningkat sehubungan dengan situasi tersebut, karena ada kekhawatiran tragedi seperti di Marikana akan terjadi lagi.
Pada Agustus, puluhan pekerja tambang tewas dalam pemogokan untuk menuntut kenaikan gaji bulanan mereka di tambang platina Marikana, Lonmin, di Provinsi Barat-Laut.
Amplats adalah produsen platina terbesar di dunia dengan sebanyak 75.000 pekerja tambang.