REPUBLIKA.CO.ID, YANGOON -- Banyaknya jumlah penampungan darurat yang tersebar di lokasi saling berjauhan menjadi salah satu hambatan dalam pelayanan medis bagi para pengungsi Rohingya.
Selain itu, pos layanan kesehatan di barak pengungsi yang cukup jauh dari rumah sakit serta kurangnya rujukan serta kendaraan operasional medis, membuat Palang Merah Indonesia (PMI) memberikan bantuan satu unit mobil Ambulance kepada Palang Merah Myanmar.
Menurut Kordinator Tim Bantuan Kemanusiaan PMI untuk Myanmar, Arifin Muhammad Hadi, ambulans bantuan dari PMI ini adalah ambulan baru jenis ELP yang telah memenuhi standard WHO. Ambulans ini juga. sudah dilengkapi dengan blankar atau stecher, tabung oksigen dan selang, serta peralatan P3K dan bedah minor.
“Nantinya ambulans ini akan kami gunakan bersama Palang Merah Myanmar untuk operasional tim medis di seluruh wilayah penampungan darurat yang tersebar di wilayah Propinsi Rakhine,” kata Arifin Muhammad Hadi dalam rilis yang diterima Republika Jumat (5/10) malam.
Sementara itu, Presiden Palang Merah Myanmar (MRCS), Tha Hla Shwe, usai menerima bantuan satu unit mobil ambulans tersebut menyampaikan terima kasih kepada PMI atas bantuan tersebut. “Kita saat ini sangat memerlukan ambulans off road yang dapat menjangkau daerah daerah pelosok, mengingat kondisi jalan di wilayah wilayah terpencil umumnya rusak”, ujarnya.
Ambulans bantuan PMI ini rencananya tidak hanya digunakan untuk melayani kesehatan para pasien di penampungan darurat, tetapi juga untuk mengevakuasi pasien gawat darurat dari penampungan ke rumah sakit rujukan apabila ada pasien yang harus mendapatkan pelayanan medis yang lebih lanjut.