Senin 08 Oct 2012 03:03 WIB

Sanksi dari Barat agar Rakyat Iran Memberontak

PM Israel Netanyahu memperingatkan dunia tentang ancaman senjata nuklir Iran
Foto: Reuters
PM Israel Netanyahu memperingatkan dunia tentang ancaman senjata nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Sekretaris Pertahanan Inggris mengaku jika sanksi yang diberikan Barat ke Iran memang menargetkan pada kehidupan masyarakat biasa. Sebab, hal itu diperlukan agar Teheran merasakan ada sebuah tekanan dan 'ancaman eksistensial', sehingga dapat segera mengakhiri kegiatan nuklirnya.

"Kami pastikan, kami bisa membuat rasa sakit jauh lebih besar. Tak seorang pun ingin menjadikan rakyat Iran menderita yang tak perlu ini, tetapi skema gila untuk membangun bom harus diakhiri," kata Philip Hammond Guardian, seperti dikutip Press TV, Ahad (8/12).

"Satu-satunya hal yang mungkin bisa mengalahkan pemerintah atas nuklirnya, adalah jika mereka melihat atau merasakan ancaman eksistensial. Jika tingkat tekanan ekonomi mulai diterjemahkan ke dalam dan berpotensi mengancam pemerintah dan perbedaan pendapat terjadi di jalan-jalan Teheran, maka mereka (pemerintah) dapat mengubah arah haluannya," tambahnya.

Pernyataan Hammond itu muncul menjelang konferensi tahunan Partai Konservatif dan pertemuan para menteri Uni Eropa yang digelar pada 15 Oktober mendatang, di mana Inggris, Perancis dan Jerman diharapkan mampu mendorong sanksi yang lebih ketat terhadap Iran.

"Ada pembicaraan tentang embargo perdagangan umum dan mematikan akses tersisa Iran, yakni menutup semua saluran perbankan internasional," kata Hammond.

Para pejabat Iran sendiri telah lama mengutuk sanksi sepihak AS dan Uni Eropa pada negaranya dan mneyebutnya sebagai 'perang ekonomi' yang menargetkan masyarakat umum.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon juga mengutuk embargo Barat dan mengatakan mereka telah mempengaruhi kehidupan masyarakat dan menghambat akses pasien terhadap obat-obatan yang sangat dibutuhkan.

"Sanksi yang dikenakan pada Republik Islam Iran berdampak signifikan pada masyarakat, termasuk eskalasi inflasi, kenaikan komoditas dan biaya energi, peningkatan angka pengangguran dan kekurangan item yang diperlukan, termasuk obat-obatan, " kata Ban dalam sebuah laporan kepada Majelis Umum PBB pada hari Jumat kemarin.

Menanggapi perang ekonomi ini, Iran sebelumnya menggambarkan badai propaganda Barat terhadap program energi nuklirnya adalah permainan politik berkedok demokrasi dan tidak bisa ditolerir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement