REPUBLIKA.CO.ID, Salah seorang mantan jenderal Libanon mengatakan pesawat tak berawak yang diklaim Israel berhail ditembak jatuh dekat Laut Mediterania itu adalah pesawat mata-mata yang dioperasikan Amerika Serikat (AS).
"Drone itu datang dari sebuah kapal induk Amerika atau dari angkatan udara dan pangkalan militer AS di Arab Saudi. Itulah satu-satunya kemungkinan sejauh ini, sampai kita benar-benar tahu setelah adanya penyidikan," kata Mayor Jenderal (Purn) Libanon, Hisham Jaber dalam sebuah wawancara dengan Press TV, Sabtu, (06/10).
Dalam sebuah pernyatan, militer Israel berhasil menembak jatuh pesawat mata-mata tak dikenal dan "dicegat ... sekitar pukul 10:00 (07:00 GMT). "
Pernyataan itu menambahkan tentara Israel sedang mencari daerah di mana lokasi pesawat itu jatuh, sebuah daerah terbuka di utara padang pasir Negev, untuk mencari dan mengidentifikasi pesawat itu.
Lebih lanjut Jaber menyatakan meskipun rezim Tel Aviv akan menuduh salah satu negara Arab pemilik pesawat tersebut, namun pesawat itu tidak mungkin milik salah satu negara Arab.
Mengingat hubungan baik antara rezim Israel dan Yordania, beberapa analis mengatakan bisa jadi drone tersebut telah dioperasikan dari Yordania. Ditambahkannya, "tidak mungkin" pesawat tak berawak tersebut berasal dari Libanon.
Dalam beberapa tahun terakhir, pesawat Israel sendiri juga jatuh di sekitar Palestina. "Jika Israel setelah penyelidikan ini tetap diam dan akan menutup file yang berarti, seperti kita katakan, berarti benar pesawat itu dikirim oleh Amerika, dan itu tidak dalam kepentingan mereka untuk berbicara tentang hal itu," kata Jaber.