REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dua pelajar, termasuk seorang anak perempuan berusia sembilan tahun, ditembak mati oleh militan di Afghanistan setelah ayah mereka menolak meninggalkan pekerjaannya sebagai seorang polisi, kata beberapa pejabat, Minggu.
Henna dan kakaknya yang berusia 16 tahun, Zelgai, dibunuh oleh dua orang bersenjata yang naik sepeda-motor pada Sabtu larut malam ketika berada di dalam mobil ayah mereka di daerah Edgah, Ghazni, Afghanistan selatan.
"Mereka sedang bermain-main di dalam mobil saya dan Taliban mungkin menduga yang berada di dalam mobil itu adalah saya.
Mereka melepaskan tembakan ke arah mobil itu dan membunuh anak-anak saya," kata ayah mereka, Zalmai, kepada AFP.
Ia menyatakan, Taliban telah berulang kali memperingatkannya bahwa keluarganya akan menanggung risiko jika ia tidak berhenti menjadi polisi.
"Anak-anak itu dibunuh oleh Taliban karena ayah mereka seorang polisi yang bekerja untuk pemerintah daerah Ghazni," kata juru bicara provinsi itu Fazil Sabawoon.
"Mereka telah memperingatkannya (Zalmai) agar meninggalkan pekerjaannya sebagai polisi dan bergabung dengan mereka," tambahnya.
Seorang saksi, Hamidullah, mengatakan kepada AFP, dua orang bersenjata yang naik sepeda-motor melepaskan tembakan ke arah kendaraan dimana anak-anak itu berada di dalamnya dan kemudian kabur.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.