REPUBLIKA.CO.ID, NIGERIA -- Kondisi Nigeria yang tengah dilanda kekacauan sangat rawan dimanfaatkan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Perancis. Ketiga negara itu memiliki alasan mengirim pasukan keamanannya dengan alasan misi perdamaian.
Dugaan tersebut disampaikan oleh analis politik Nigeria Olufemi Ijebuode. Ijebuode menduga organisasi Boko Haram yang dituduh bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut sedang dimanfaatkan oleh negara Barat.
''Pembantaian akibat perpecahan sektarian akan mengacaukan Nigeria. Boko Haram diduga merupakan pihak yang berada di balik aksi penyerangan itu. Namun, yang perlu diingat adalah Boko Haram merupakan organisasi proxy yang bekerja atas nama kekuatan asing,'' kata Ijebuode seperti dikutip dari Press TV, Ahad, (7/10).
Seperti diketahui, Nigeria akhir-akhir ini sedang dilanda kekacauan akibat aksi penyerangan oleh kaum militan. Kasus penyerangan terbaru terjadi pekan lalu di asrama Politeknik Federal di kota Mubi, Nigeria.
Akibat penyerangan tersebut, 25 orang tewas serta memicu eksodus besar-besaran dari kota tersebut. Kasus ini pun lagi-lagi dikaitkan dengan aksi kelompok militan Boko Haram.
Kondisi keamanan Nigeria yang tengah kacau ini mendapat prioritas utama dari pemerintah AS, Inggris dan Perancis. Ketiga negara tersebut telah memperingatkan ancaman aksi terorisme di wilayah tersebut.
Mereka juga memanfaatkan ancaman terorisme sebagai alasan untuk mengirim pasukannya ke Burkina Faso, Cote D'Ivoire, Mali dan Niger. Ketiga negara tersebut sangat memiliki kepentingan untuk Nigeria. Apalagi Nigeria merupakan salah satu negara penghasil minyak, memiliki cadangan gas alam terbesar diantara negara-negara Sub-Sahara lainnya.