Selasa 09 Oct 2012 17:10 WIB

AS 'Panas Dingin' Korut Produksi Rudal Balistik

Rep: C40/ Red: Karta Raharja Ucu
Warga Korsel  melalui tv layar lebar, menyaksikan peluncuran roket jarak jauh milik Korea Utara yang diluncurkan Jumat (13/4) pagi ini.
Foto: Lee Jin-man/AP
Warga Korsel melalui tv layar lebar, menyaksikan peluncuran roket jarak jauh milik Korea Utara yang diluncurkan Jumat (13/4) pagi ini.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat dan Korea Selatan menuduh Korea Utara memproduksi rudal balistik berjarak antar bernua (ICBM). Rudal itu gagal diuji coba pada April lalu.

Akhir pekan lalu Korsel dan AS menyepakati perjanjian baru sistem pertahanan. Dalam perjanjian itu, AS mengizinkan peralihan teknologi rudal balistik jarak jauh milik Korsel, dari yang semula memiliki jangkauan 300 kilometer menjadi 800 kilometer.

Selain itu, Negeri Paman Sam juga mengizinkan Korsel mengembangkan pesawat tempur tak berawak (UAV), yang dapat menempuh jarak tempur hingga 300 kilometer. Padahal luas Negeri Ginseng hanyalah 99 kilometer persegi.

Korut menuding perjanjian tersebut adalah langkah Korsel dan AS menyerang negaranya. Karena alasan itulah, Korut mengancam bakal memusnahkan daratan AS dari peta dunia jika membiarkan Korea Selatan memperluas jangkauan rudal balistiknya. (baca: Korut Ancam Musnahkan AS).

Juru Bicara Kepresidenan Bidang Kemanan dan Pertahanan Nasional, Chun Yung-woo mengakui pengembangan persenjataan dan alih teknologi pertahanan Korsel adalah untuk menjawab ancaman rudal balistik dari tetangganya.

Korsel juga menuduh rezim di Pyongyang aktif mengembangkan senjata nuklir. Namun kecurigaan tersebut tidak pernah terbukti.

Di sisi lain AS membantah berniat menyerang Korut. AS juga mengatakan keberadaan pasukan militer di Kawasan Asia Pasifik hanya untuk melindungi sekutu-sekutunya di kawasan dari ancaman berbahaya, termasuk ancaman nuklir yang dikhawatirkan Korsel dan Jepang.

sumber : AFP/the Guardian
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement