REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Harga sejumlah minyak mentah hingga Selasa, (9/10) mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut dipicu oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Kondisi tersebut menciptakan kekhawatiran akan pasokan minyak.
Harga minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November melonjak menjadi lebih dari 114 dolar amerika per barel. Sementara itu, harga minyak mentah light sweet untuk pengiriman November di New York naik 3,06 dolar amerika dan berada pada harga 92,39 dolar amerika.
Kondisi ini diikuti oleh merosotnya pasar saham Amerika Serikat dan Eropa. Analis menduga kondisi itu disebabkan adanya ketegangan Timur Tengah terutama konflik Turki-Suriah.
''Turki-Suriah berpotensi terlibat perang mengingat meningkatnya ketegangan antara kedua negara itu akhir-akhir ini. Di saat itu, anda akan melihat harga minyak naik ke atas, sedangkan saham jatuh ke bawah,'' kata Rich Illczyszyn seperti dikutip dari Press TV, (10/10).
Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen juga memprediksi hal sama. Dia menilai konflik Turki-Suriah dapat meningkat. ''Jelas, Turki bisa mengandalkan solidaritas NATO. Kami punya rencana untuk melindungi dan membela Turki jika diperlukan,'' kata Rasmussen.
Ketegangan antara Turki-Suriah akhir-akhir ini memang semakin meningkat. Suriah menuduh Turki, Qatar dan Arab Saudi terlibat dalam pemberian bantuan kepada kaum pemberontak Suriah.