REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM - Perdana Menteri IsraelBenjamin Netanyahu Selasa (9/10) menyerukan pemilu dini. Pertengkaran antara mitra koalisinya atas usulan pemotongan dalam anggaran 2013 disebutnya alasan utama mempercepat pemilihan tersebut.
Jajak pendapat menunjukkan, sayap kanan partai Netanyahu, Partai Likud, akan menjadi yang terdepan dalam pemilu nasional yang kemungkinan akan digelar pada Januari atau Februari mendatang. Bila terwujud, maka pemilu maju sekitar delapan bulan lebih cepat dari jadwal seharusnya.
Netanyahu tidak menetapkan waktu pasti pemilihan, namun menegaskan bahwa akan "lebih baik memiliki waktu kampanye sesingkat mungkin" dan menggelar pemilu minimal tiga bulan ke depan.
"Dalam menghadapi gejolak di sekitar kita, baik keamanan dan ekonomi, adalah kewajiban saya sebagai perdana menteri untuk menempatkan kepentingan nasional di atas segalanya.
Karena itu saya memutuskan, demi kepentingan Israel, untuk mengadakan pemilihan sekarang," kata perdana menteri yang menjabat sejak 2009 itu.
Pengamat menilai, keputusan itu menunjukkan semangat Israel untuk memperkuat posisi politiknya setelah mengisyaratkan rencana tindakan militernya terhadap Iran. Parlemen akan segera membubarkan diri dalam beberapa hari ke depan serta memperbaiki tanggal pemilihan.
Netanyahu bertanggung jawab atas sebuah pemerintahan transisi hingga administrasi yang baru dilantik. Dalam pidato di PBB bulan lalu, Netanyahu memberi sinyal bahwa serangan bisa menunggu sampai musim semi atau musim panas ketika ia mengatakan Teheran mungkin berada di ambang pembangunan bom atom.
Israel yang secara luas diyakini sebagai satu-satunya negara dengan kekuatan nuklir di Timur Tengah menuduh Iran sedang memperkaya uraniumnya dengan tujuan memproduksi senjata. Sedangkan Iran tetap bersikeras nuklirnya adalah untuk tujuan damai.