REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemimpin Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah, menyatakan akhir pekan lalu kelompok pejuang Syiah itu mengerahkan sebuah pesawat tak berawak buatan Iran ke wilayah Israel. Pesawat penyusup tersebut akhirnya ditembak jatuh oleh pasukan negara Yahudi itu.
"Sebuah pesawat pengintai canggih dikirim dari wilayah Lebanon, menempuh perjalanan ratusan kilometer di atas laut sebelum melintasi garis-garis musuh dan memasuki wilayah Palestina yang diduduki," kata Nasrallah di televisi, Kamis (11/10).
Ia menyatakan, pesawat tak berawak itu terbang di atas tempat-tempat sensitif di Israel. "Kepemilikan kemampuan udara semacam itu merupakan yang pertama dalam sejarah gerakan perlawanan di Lebanon dan Timur Tengah," katanya.
"Bukan yang pertama kali ini (sebuah pesawat tak berawak dikirim) dan itu tidak akan menjadi yang terakhir. Kami bisa menjangkau zona-zona Israel," kata Nasrallah. Sebelumnya pesawat serupa dikirim ke Israel pada 2006 lalu, saat Hizbullah berperang dengan Israel.
Ia menambahkan, pesawat tak berawak itu dibuat oleh Iran dan dirakit di Lebanon. Pernyataan Nasrallah itu disampaikan tak lama setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Hizbullah mengoperasikan pesawat tak berawak yang sebelumnya tidak teridentifikasi.
"Kami bertindak dengan tekad melindungi perbatasan kam ketika kami mencegah satu upaya oleh Hizbullah akhir pekan lalu," kata Netanyahu. "Kami harus terus bertindak agresif terhadap semua ancaman," tambahnya.
Jet-jet Angkatan Udara Israel akhir pekan lalu menembak jatuh sebuah pesawat tanpa awak dan senjata di atas gurun Negev, Israel selatan. Pesawat itu memasuki wilayah udara negara Yahudi tersebut dari Laut Tengah.