Jumat 12 Oct 2012 18:45 WIB

Uni Eropa Raih Hadiah Nobel Perdamaian

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Uni Eropa meraih Hadiah Nobel Perdamaian Jumat atas peran pentingnya dalam menyatukan benua itu, satu penghargaan untuk memberikan dorongan moral bagi blok tersebut saat berjuang untuk menyelesaikan krisis utangnya.

EU telah menjadi kunci dalam mengubah Eropa "dari satu benua perang menjadi benua perdamaian," kata Ketua Komite Hadiah Nobel Thornjoern Jagland ketika mengumumkan penghargaan itu di Oslo.

"Ini adalah satu pesan kepada Eropa untuk melakukan usaha yang dapat menjamin apa yang telah mereka capai dan terus maju," kata Jagland, dan menambahkan itu mengingatkan tentang apa yang akan hilang "jika persatuan itu ambruk".

Ia memuji EU yang beranggotakan 27 negara karena telah membangun kembali setelah Perang Dunia II dan perannya dalam memperlus stabilitas setelah runtuhnya Tembok Berlin tahun 1989.

Penghargaan, senilai 1,2 juta dolar AS, akan diserahkan di Oslo pada 10 Desember. Keputusan itu dibuat oleh tim beranggota lima orang, yang dipimpin Jagland yaga juga Sekjen Dewan Eropa dengan suara bulat. EU meraih kemenangan dari 231 kandidat termasuk para pembangkang Rusia dan para pemimpin agama yang bekerja bagi rekonsiliasi Muslim-Kristen.

Tetapi EU dinodai krisis menyangkut euro, mata uang bersama yang diberlakukan 17 negara. Penghargaan itu adalah satu kejutan bagi musuh-musuh EU sekarang.

"Dan banyak warga Norwegia menentang keras EU, menganggapnya sebagai satu ancaman pada kedaulatan negara-negara. Saya melihat ini tidak masuk akal," kata pemimpin organisasi keanggotaan anti-EU Norwegia Heming Olaussen kepada stasiun televisi NRK.

"Di Amerika Latin dan bagian-bagian lain dunia mereka menganggap ini sangat berbeda dari ada apa yang mereka inginkan dari Brussels. Uni itu adalah satu blok perdagangan yang membantu negara-negara miskin."

Norwegia, tempat hadiah perdamaian itu dua kali memutuskan "tidak" bergabung dengan EU tahun 1972 dan 1994. Negara itu sejahtera di luar EU, sebagian berkat sumber-sumber minyak dan gas yang besar.

Komite itu diangkat parlemen, di mana terdapat perbedaan tajam menyangkut keanggotaan negara itu pada EU. Jagland sejak lama menginginkan Norwegia menjadi anggota blok itu.

Profesor Politik Internasional di Universtas Olso, Janne Haaland Matlary, yang dua kali mencalonkan EU bagi penghargaan itu, memuji penghargaan tersebut.

"Uni Eropa merupakan pencipta paling efektif dalam perdamaian dunia sejak lahirnya serikat buruh batu bara dan baja tahun 1950-an," kataya kepada Reuters. "Sekarang tidak mungkin terjadi konflik militer antara anggota EU."

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement