REPUBLIKA.CO.ID, KABUL--Para penonton yang memenuhi tribun bukan satu-satunya pihak yang menikmati jalannya pertandingan. Semua pertandingan Liga Utama Afghanistan disiarkan langsung melalui dua saluran televisi, dengan komentar yang menggunakan dua bahasa utama di Afghanistan.
Afghanistan telah memiliki liga sendiri sebelum Liga Utama Afghanistan namun hanya sedikit pihak yang mengetahui hal itu. Liga tersebut juga tidak disiarkan - sangat jauh jika dibandingkan dengan banyaknya kamera televisi yang mengikuti setiap tendangan dan tekelan di turnamen yang baru.
Liga Utama Afghanistan pun dapat menjalin hubungan dengan pihak televisi untuk menyiarkan pertandingan-pertandingan secara langsung. Acara reality show "Maidan Sabz" (Lapangan Hijau), membuat para penggemar dapat terlibat dalam proses seleksi untuk tim-tim lokal mereka, dan mengubah pesepak bola amatir menjadi profesional - meski bayarannya tidak terlalu besar.
"Pertunjukan itu mendapat penerimaan yang fantastis. Kami memiliki 3.000 sampai 4.00 kandidat untuk masing-masing delapan tim yang mewakili daerah-daerah utama negeri ini," kata produser Mokhtar Lashkari.
Para penonton menyaksikan calon-calon bintang ini berlari melewati lumpur, melompat dengan beban yang diikatkan pada kaki mereka, dan menghadapi tekanan dari para psikolog. Semua yang umumnya ada dalam tayangan reality show ada di situ.
Salah satunya cerita, "ayahku ingin menjadi pesepak bola namun ia tidak pernah dapat mewujudkannya. Saya berjuang demi impiannya."
Pembicaraan pengobar semangat, "sebelumnya, Anda bermain untuk dirimu sendiri. Sekarang Anda bermain untuk tim." Bahkan saat diminta memberikan pernyataan, para pemain menyuarakan harapan-harapan mereka dan kecemasan-kecemasan mereka di depan kamera.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
