Selasa 16 Oct 2012 02:02 WIB

Iran: Hadiah Nobel Promosikan Kepentingan AS-Israel

Hadiah Nobel
Hadiah Nobel

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Anggota Majlis Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Iran, Vahid Ahmadi menilai hadiah Nobel Perdamaian telah berubah menjadi semacam 'alat' bagi negara-negara Barat untuk mempromosikan kepentingan mereka sendiri.

"Hadiah Nobel Perdamaian adalah alat di tangan negara-negara Barat yang bergantung pada AS dan Zionis (Israel) untuk mencapai tujuan mereka," ujarnya di Teheran, seperti dinukil Press TV, Senin (15/10).

Pada Jumat, Komite Nobel memberikan Nobel Peace Prize 2012 ke Uni Eropa, memuji UE yang telah menggabungkan Spanyol, Portugal dan Yunani setelah runtuhnya rezim mereka pada 1970-an dan membawa Perancis dan Jerman melakukan rekonsiliasi setelah Perang Dunia II.

Ancaman Uni Eropa yang menjatuhkan sanksi-sanksi baru terhadap Iran, menurut dia, hanya untuk menutupi masalah-masalah ekonomi dan kerusuhan sosial yang melanda mereka.

 

Semua protes publik di negara-negara Barat menyebabkan kekalahan liberalisme dan kapitalisme dan ini kian mendorong negara-negara tersebut mengadopsi langkah (pemberian sanksi terhadap Iran) untuk menutupi aksi protes tersebut.

Menteri luar negeri Uni Eropa akan bertemu di Luksemburg pada Senin ini. Dalam pertemuan tersebut agendanya secara resmi akan meratifikasi babak baru embargo terhadap Iran, meskipun PBB memperingatkan dampak kemanusiaan dari sanksi tersebut.

Eropa jatuh dalam krisis keuangan pada awal 2008. Insolvensi telah membuat negara-negara seperti Yunani, Spanyol, Portugal, Italia, dan Irlandia terbebani utang yang besar.

Krisis utang memburuk dan memaksa pemerintah Uni Eropa untuk mengadopsi langkah-langkah penghematan keras dan reformasi ekonomi, yang justru memicu insiden kerusuhan sosial dan protes besar-besaran di banyak negara Eropa.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement