Rabu 17 Oct 2012 01:54 WIB

Kantor Perwakilan OKI Dilarang Dibuka Myanmar

Pengungsi etnis Rohingya di kamp pengungsi Baw Pha Du di Sittwe, Negara Bagian Rakhine, Myanmar, Rabu, (1/8).
Foto: Khin Maung Win/AP
Pengungsi etnis Rohingya di kamp pengungsi Baw Pha Du di Sittwe, Negara Bagian Rakhine, Myanmar, Rabu, (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Myanmar, Thein Sein, melarang Organisasi Konferensi Islam (OKI) membuka kantor untuk membantu kaum Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine.

Keputusan itu menyusul aksi protes massal di Rangoon dan Mandalay, menentang rencana pemerintah Myanmar dan Organisasi Konferensi Islam, OKI.

Para biksu Budha turun ke jalan bersama ribuan pemrotes di kota-kota tersebut, berikrar akan terus berdemonstrasi sampai pemerintah menyetujui tuntutan mereka.

Beberapa jam setelah para biksu itu bubar, kantor Presiden Thein Sein mengumumkan tidak akan mengizinkan dibukanya perwakilan OKI di Myanmar.

"Pemerintah tidak akan mengizinkan dibukanya kantor OKI karena tidak sejalan dengan keinginan rakyat," kata sebuah pernyataan di website pemerintah, seperti dinukil ABC, Selasa (16/10).

Ketegangan masih tinggi di negara bagian Rakhine menyusul bentrokan antara etnik Budhist dan minoritas Muslim Rohingya tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement