REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel lagi-lagi mengancam kapal yang mengangkut bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Jalur Gaza. Rezim Zionis itu meminta PBB memulangkan kapal yang tengah menuju Gaza itu kembali ke negara asalnya.
Duta Besar Israel untuk PBB, Ron Prosor menilai, pengiriman kapal kemanusiaan ke Jalur Gaza itu merupakan provokasi terhadap Israel.
"Saya meminta Sekertaris Jenderal, Dewan Keamanan, dan seluruh negara anggota PBB untuk mengambil langkah secepatnya untuk menyudahi provokasi ini," demikian Prosor dalam suratnya kepada Sekjen PBB Ban Ki Moon dan Presiden Dewan Keamanan PBB Gert Rosenthal seperti dikutip Press TV, Rabu (17/10).
Dilaporkan sebuah kapal milik Swedia tengah berlayar menuju Jalur Gaza. Kapal bernama Estelle itu mengangkut 17 aktivis dan sebuah kargo bermuatan bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina.
Estelle lepas jangkar dari pelabuhan Naples, Italia pada 6 Oktober lalu dan dijadwalkan sampai di dekat Gaza dalam sepekan.
Dalam suratnya, Prosor menyatakan, Israel tetap berkomitmen dalam blokade yang dijatuhkan ke Jalur Gaza. Jika seruan untuk memulangkan kapal itu tidak diindahkan, lanjut dia, maka Israel tak akan segan melakukan tindakan tegas.
"Tel Aviv masih berkomitmen untuk menjalankan blokade di Jalur Gaza dan akan melakukan segala cara untuk menghentikan kapal itu," tuturnya.
Pada Mei 2010 lalu, Israel menuai kecaman dari dunia internasional setelah menyerang konvoy enam kapal Freedom Flotilla di perairan internasional Laut Mediterania.
Kapal-kapal itu mengangkut ratusan aktivis kemanusiaan dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dalam insiden itu, enam aktivis asal Turki di kapal Mavi Marmara tewas oleh peluru tajam Israel.