REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina berambisi mengembangkan program nuklirnya. Negara tersebut berencana akan membangun seratus reaktor nuklir tambahan, untuk memenuhi kebutuhan energi listrik negara tersebut. Pembangunan akan dilakukan dalam waktu dua dekade mendatang.
Rencana tersebut tercatat dalam laporan yang dikeluarkan oleh Departemen Perlindungan Lingkungan Cina. Kantor berita Reuters mengatakan pemerintah telah mencabut penundaan pembangunan beberapa reaktor baru, pascakrisis nuklir di Jepang Maret 2011.
Saat ini beberapa pembangkit listrik milik pemerintah, memiliki sumber dari reaktor-reaktor nuklir. Namun kapasitas yang dihasilkan belum memenuhi capaian yang diinginkan.
Saat ini negara itu menghasilkan listrik sebesar 12.57 gigawatt dari sejumlah reaktor yang dimiliki. Jumlah itu dikatakan masih sangat kecil dari target yang akan dicapai pada 2020 mendatang. Semula pemerintah menginginkan untuk mencapai angka 80 gigawatt pada tahun yang sama. tetapi capaian itu tidak mampu menyentuh ekspektasi yang diinginkan, mengingat bencana yang dialami Jepang.
Pemerintah menurunkan capaian di tahun yang sama menjadi 60 sampai 70 gigawatt. Pemerintah kembali menurunkan rencana perolehan eneji nuklir menjadi 40 gigawatt. Jumlah itu, kurang dari lima persen dari produksi yang dihasilkan reaktor. Akan tetapi jumlah tersebut cukup untuk mengalahkan jumlah enerji nuklir yang dihasilkan Spanyol.
Rencana pembangunan reaktor-reaktor baru tersebut juga diyakini berdampak pada keselamatan. Departemen mengatakan, reaktor-reaktor milik pemerintah diyakini tidak memiliki sistem kontrol yang aman, dan membutuhkan kontrol dari paparan radiasi dan kontaminasi radioaktif.
"Situasi keamanan saat ini tidak optimis," kata laporan itu.Menurut laporan tersebut, pascatsunami yang menghantam Distrik Fukushima, Jepang tahun lalu. Pemerintah telah melakukan pemeriksaan ulang pada 41 reaktor yang diyakini bermasalah.
Dikatakan, pengelolaan teknologi keselamatan dari beberapa jenis reaktor nuklir tidak mampu melindungi dari kontaminasi.Dengan rencana dan capaian target perolehan enerji pada 2020 mendatang, negara komunis itu menyetujui menyiapkan dana senilai 12,7 miliar Dollar AS untuk mengoptimalkan sistem keamanan fasilitas nuklirnya, dan mulai akan membangun di 2015 nanti.