REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Perancis, Francois Hollande, mengakui pembantaian terhadap warga Aljazair saat perang kemerdekaan negara Afrika tersebut pada tahun 1961.
Hollande membuat pengakuan sejarah gelap Prancis tersebut usai kunjungan bilateral ke Aljazair Desember lalu. Hollande pun memperlihatkan lokasi pembantaian untuk kali pertama.
Hollande menginginkan hubungan kedua negara erat setelah pengakuan pembantaian tersebut.
"Pada tanggal 17 Oktober 1961, masyarakat Aljazair yang menggelar aksi protes menginginkan kemerdekaan dibantai berdarah-darah. Republik mengakui fakta ini dalam keadaan jernih. Saya memberi penghormatan kepada para korban 51 tahun lalu," ujarnya.
Advertisement