Kamis 18 Oct 2012 17:58 WIB

OKI Bergeming Meski Ditekan Myanmar

Rep: Indah Wulandari/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Para menteri luar negari anggota Organisasi Kerjasama Islam (OIC) dalam sesi befoto bersama. (ilustrasi)
Foto: REUTERS
Para menteri luar negari anggota Organisasi Kerjasama Islam (OIC) dalam sesi befoto bersama. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH--Kepastian pembukaan kantor perwakilan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Myanmar  masih belum menemui titik terang. Tekanan untuk menunda rencana tersebut datang dari Kementerian Luar Negeri Myanmar. 

Alotnya birokrasi membuat petinggi OKI berencana membawanya ke forum Pertemuan Menteri Luar Negeri Negara-negara OKI di Djibouti medio November mendatang.

“Pihak OKI telah menerima pernyataan menunda rencana membuka perwakilan secara tidak langsung dari Kementerian Luar Negeri Myanmar. Permintaan penuh tekanan itu seperti mengalahkan tanda tangan perwakilan pemerintah Myanmar yang menyatakan persetujuannya pada September lalu,” ungkap  Sekretaris Jendral Organisasi Kerja Sama Islam (Sekjen OKI), Ekmeleddin Ihsanoglu seperti dikutip dari situs arabnews.com, Kamis (18/10).

Ihsanoglu hanya menanggapi dingin permintaan tanpa formalitas itu. Dia tetap berpegangan pada hasil pertemuan diplomatik antara delegasi OKI yang datang ke Myanmar dengan sejumlah pejabat politik serta sejumlah pengusaha Buddhist di Arakan State.

“Tidak ada satu patah kata pun dari pihak pemerintah Myanmar hingga saat ini untuk membatalkan rencana awal,”tegas Ihsanoglu seperti ditulis saudigazette.com.

Dia pun meyakinkan, jika niatan OKI tulus atas nama kemanusiaan dan tak ada unsur mempolitisasi bantuan kemanusiaan dari negara-negara anggota OKI. "Organisasi yang saya pimpin," tutur Ihsanoglu,  "tetap memperjuangkan hak konstitusi warga Rohingya lewat jalur diplomasi. Pembukaan kantor OKI juga ditujukan guna memperkuat solidaritas umat Muslim di seluruh dunia,"

Ihsanoglu menegaskan, lewat perjanjian itu, OKI merencanakan pembangunan kantor sementara untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan dengan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Myanmar. Kantor itupun sama halnya dengan kantor-kantor organisasi relawan kemanusiaan pada umumnya.

“Sistem kerja kami sama seperti model bantuan dari pemerintah Turki ataupun institusi Palang Merah Indonesia yang membantu tanpa pamrih  atas nama aksi kemanusiaan,”tegas Ihsanoglu.

Dalam kesempatan yang sama, Ihsanoglu juga mengingatkan agar umat Muslim yang sedang mengalami konflik seperti di Rohingya maupun Suriah tidak terpancing dengan provokasi. Terutama menjelang puncak ibadah haji serta perayaan Idul Adha. 

Secara konkret, dia akan meminta para pemuka umat Muslim di daerah-daerah konflik mengarahkan pengikutnya agar menghentikan keributan saat dua peristiwa sakral tadi.

Partisipasi para pemimpin Muslim di daerah konflik untuk menciptakan perdamaian dinilai Ihsanoglu amat  menentukan jalan keluar dari berbagai masalah. Seperti upaya pertemuan yang dihadiri Sekjen OKI pada 30-31 Mei 2011 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement