REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Mesir Mohamed Moursi pada Kamis membantah laporan bahwa pemerintah telah mencekal ke luar negeri mantan penguasa junta militer Marsekal Hussein Tantawi.
"Laporan itu tidak berdasar. Tidak ada pencekalan terhadap Marsekal Tantawi, dan masih tetap kontak dengan beliau," kata Presiden Moursi.
"Bukan rahasia lagi, saya selalu kontak kepada Marsekal Tantawi dan Jenderal Samy Anan, bahkan terakhir saya kontak beliau berdua pada Rabu (17/10)," kata Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata negeri Piramida tersebut.
Kepala Negara Mesir itu menanggapi laporan surat kabar Al Gomhuriyah pada Rabu (17/10) yang mengabarkan bahwa mantan Menteri Pertahanan merangkap Ketua Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata (Supreme Council of the Armed Forces/SCAF) Marsekal Tantawi dan mantan Wakil Ketua SCAF Jenderal Samy Anan telah dicekal ke luar negeri.
Marsekal Tantawi dan Jenderal adalah mantan penguasa junta militer yang mengambil alih kekuasaan setelah Presiden Hosni Mubarak mengundurkan diri pada 11 Februari 2011 akibat desakan revolusi.
Kekuasaan itu diserahkan kepada presiden terpilih, Mohamed Moursi, pada 30 Juni 2012.
Belakangan, Presiden Moursi memecat kedua petinggi militer tersebut pada Agustus silam menyusul aksi kekerasan di Semenanjung Sinai.
Marsekal Tantawi (77) digantikan Jenderal Abdul Fatah Saeed Hussein Khalil Al Sisi (55) sebagai menteri pertahanan merangkap Ketua SCAF.
Presiden Moursi menduga, ada pihak tertentu yang sengaja menyebarkan fitnah dan berita bohong untuk mengadudomba presiden dan militer. "Rakyat harus mengawal keharmonisan dalam jajaran pemerintahan untuk memelihara stabilitas di segala bidang," katanya.