REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -— Meningkatnya sumbangsih wisatawan dunia Islam terhadap industri pariwisata dunia membuat Turki tidak berdiam diri. Mereka mulai membangun dan menata ulang industri pariwisata, sehingga menjadi destinasi alternatif wisatawan dunia Islam.
Turki telah memulainya sejak Partai Keadilan dan Pembangunan Islam (AKP) berkuasa. Mereka tak menyia-nyiakan akar sejarah Turki yang pernah memimpin dunia Islam di masa lalu. Melalui keterikatan emosional dengan dunia Islam, mereka mulai memanfaatkan fakta itu untuk kemajuan Turki.
Rintisan itu mulai terlihat di sejumlah wilayah pariwisata Turki, termasuk Bodrum. Di wilayah, yang dekat dengan kawasan Aegean-Mediteran, Turki mulai menyisipkan nuansa Islami dalam geliat pariwisata di sana. Sebagai contoh saja, Hotel Sultan Beach. Hotel ini menawarkan satu layanan yang berbeda dengan kebanyakan hotel lainnya.
Mereka tidak menawarkan minuman beralkohol. Yang menarik, tidak ada satu perempuan berbikini yang berenang di fasilitas kolam renang. “Kami memberikan pilihan. Sebuah konsep alternatif bagi wisatawan Muslim yang tengah berlibur,” komentar pemilik Hotel Sultan Beach, Ali Bicakci seperti dikutip eurasinet.org, Sabtu (20/10).
Maklum, Bodrum terkenal dengan pariwisata yang jauh dari kesan Islami. Seperti lokasi pariwisata lainnya, banyak penginapan dan bar atau café bertebaran. Namun, sulit untuk menemukan nuansa Islami di dalamnya. Sekalipun ada terbatas pada makanan saja.
Asisten Profesor Sosiologi, Universitas Bilgi, Istanbul, Kenan Cayir, mengatakan fenomena itu merupakan hasil dari keberhasilan AKP membangun Turki. Sebagai imbal balik, mereka membutuhkan tempat berlibur dengan nuansa Islami. “Yaitulah, hasil manifestasidari AKP,” kata dia.
Saat ini, kata Bicakci, semakin banyak hotel alternatif sebutan yang dinilainya lebih layak ketimbang hotel Islami. Yang menarik, kebanyakan dari fasilitas yang ada mencerminkan kebutuhan Muslim, semisal, kolam renang terpisah, fasilitas masjid, dan larangan beralkohol.