REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Vatikan mengutuk keras insiden ledakan bom di ibu kota Lebanon, Beirut. Insiden tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk upaya kekerasan lain sebagai bentuk balas dendam di kawasan Timur Tengah.
"Serangan di Beirut pantas mendapat kecaman paling keras. Sangat diharapkan kejadian mengerikan ini tidak akan menjadi dalih akan aksi kekerasan lainnya. Lebanon harus menyebarkan pesan damai di antara rakyatnya sendiri dan di seluruh kawasan (Timur Tengah)," kata juru bicara Vatikan, Ferico Lombardi, seperti dilansir Alarabiya, Sabtu (20/10).
Amerika Serikat (AS) juga melontarkan kecaman serupa. AS menilai ledakan bom mobil di Beirut itu merupakan sebuah bentuk tindakan terorisme.
"Tidak justifikasi untuk tindakan semacam itu. Itu adalah serangan bom mobil. Kami tidak punya alasan untuk memungkiri bahwa itu bukanlah tindak terorisme. Kami mengutuk tindakan terorisme ini," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland.