REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara mengecam kunjungan Presiden Korea Selatan, Lee Myung-Bak, baru-baru ini ke pulau sengketa dekat perbatasan mereka. Korut menegaskan bahwa pihaknya hanya mengakui satu garis demarkasi yang ditetapkan Pyongyang.
Juru bicara Pertahanan Nasional mengatakan kunjungan Lee pada Kamis itu bertujuan meningkatkan ketegangan. Kunjungan ke ke pulau Yeonpyeong yang ditembaki Korut pada 2010 itu juga bertujuan mencari dukungan bagi partai konservatif berkuasa menjelang pemilihan umum pada Desember.
Juru bicara itu menegaskan kembali penentangan Pyongyang pada Garis Perbatasan Utara (NLL). Satu garis perbatasan yang ditetapkan Komando PBB pada akhir Perang Korea 1950-1953 untuk mencegah bentrokan antara dua negara itu.
"Kunjungan ini adalah mengungkapkan usaha bodoh (Lee) merusak perdamaian dan stabilitas, meningkatkan konfrontasi serta memrovokasi perang karena tetap mempertahankan NLL," kata juru bicara itu yang dikutip kantor berita resmi Korut KCNA (Korean Central News Agency).
Korut menilai NLL sebagai akar penyebab konfrontasi dan bentrokan.
''NLL adalah perbatasan ilegal yang ditetapkan pasukan agresor imperialis AS yang sepihak dan dengan cara merampok,'' katanya. "Hanya garis demarkasi militer yang ditetapkan DPRK (Korut), bukan NLL, akan tetap berlaku di Laut Barat sampai negara itu disatukan.''